SAMPANG, koranmadura.com – Ditengarai untuk mendongkrak nama baik lembaga, SDN Batorasang 1, Kecamatan Tambelangan, Sampang, Madura, Jawa Timur, memodif lembar jawaban Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) para siswanya saat pihak pengawas pulang.
“Saya tadi kesana, dan saya temukan lembar jawaban murid itu dikerjakan gurunya. Mungkin sekolah disana tidak mau nanti hasilnya anjlok, karena sudah dua kali mendapat penghargaan dari kabupaten yang nantinya alokasi bantuan juga besar,” Ketua LSM Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) Korda Madura, Sidik, kepada awak media usai datang dari sekolah tersebut, Rabu, 17 Mei 2017.
Berdasarkan pengakuannya, praktik kecurangan tersebut dilakukan oleh oknum guru di salah satu ruangan di sekolah itu. Dirinya meyakini, praktik kecurangan dengan mengubah jawaban dari lembar jawaban para murid itu dilakukan sejak awal pelaksanaan USBN.
“Muridnya cuma ada 19 anak. Kalau tidak keliru tadi ujian IPA. Dan ketika saya lihat sendiri, guru-guru disana dengan santai memodif lembar-lembar jawaban belasan siswanya,” akunya.
Padahal, lembar jawaban itu bisa diotak-atik ketika ada pengawas dan harus diselesaikan pada waktu itu juga. “Toh semisal ada pengkroscekan itu harus sepengetahuan dan didampingi pihak pengawas. Kalau sudah pulang bukan lagi mengkroscek,” tudingnya.
Lebih jauh Sidik menjelaskan, berdasarkan PP No 17 Tahun 2010 Pasal 36, 181, 67, dan 170, yang isinya yaitu peran guru itu untuk mendidik, membimbing peserta didik bagi pendidikan formal maupun non formal. Namun dengan temuan itu justru malah terbalik, oknum guru di SDN Batorasang I justru tidak mencerminkan seorang pendidik.
“Ini sikap melawan hukum karena ingin mencetak siswa yang bernilai luar biasa dengan jalan praktik kecurangan, besok kami akan laporkan kepada Disdik Sampang atas indikasi kecurangan ini,” janjinya.
Sementara Kepala SDN Batorasang 1, Kurniadi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengenai indikasi kecurangan tersebut berdalih hanya mengecek ulang lembar jawaban para peserta didiknya yang dikhawatirkan terjadi kesalahan saat pengisian identitas maupun beberapa item yang harus diisi.
“Tidak, Mas, kami cuma ngecek saja, takut ada salah tulis nama, takut kurang hitam, dan lainnya,” ucapnya singkat dan teleponnya langsung dimatikan. (MUHLIS/MK)