PAMEKASAN, koranmadura.com – Gusdurian Jawa Timur membantah pemberitaan yang menyatakan kelompok tersebut mendukung Khofifah Indar Parawansa sebagai Calon Gubernur Jawa Timur pada pilkada serentak 2018.
Kabar dukungan Gusdurian terhadap Menteri Sosial mencuat saat penyaluran Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) nontunai di Sampang, Minggu, 18 Juni lalu.
“Di berita tersebut, Fudoli mengaku sebagai Koordinator Gusdurian Madura. Juga mengaitkan aksinya dengan Alissa Wahid (koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia) dan menyatakan bahwa Seknas Gusdurian juga berpolitik praktis,” kata Presidium Gusdurian Jawa Timur, Kristanto Budiprabowo, dalam siaran persnya.
Dia menyatakan sampai saat ini belum pernah dibentuk komunitas yang bernama “Gusdurian Madura”. Tidak ada juga perwakilan Gusdurian Pamekasan pada Rapat Koordinasi Nasional Jaringan Gusdurian terakhir. Yang terbentuk hanyalah Jaringan Gusdurian di Kabupaten Sampang dan Kabupaten Sumenep.
“Dalam daftar di Seknas Jaringan Gusdurian, tidak ada nama Ra Fudoli sebagai pengurus di Jaringan Gusdurian. Kami menolak klaim sepihak, yang kami duga adalah untuk menarik simpati dari Ibu Khofifah Indarparawansa maupun dari publik,” tegas Kristanto.
Selain itu, jelas dia, jaringan Gusdurian adalah arena sinergi bagi para Gusdurian (murid, penerus, dan pengagum pemikiran dan perjuangan Gus Dur) di ranah kultural dan nonpolitik praktis. Tegasnya, Gusdurian tidak berpolitik.
“Melalui tulisan ini kami tegaskan bahwa Seknas Gusdurian teguh pada garis nonpolitik praktis dan tidak pernah menyatakan dukungan kepada calon tertentu di setiap pilkada,” ucapnya.
Menjelang pilkada, lanjut Kristanto, akan selalu hadir Gusdurian musiman. Hanya untuk kepentingan kekuasaan dengan mendukung calon tertentu. Pada umumnya, mereka bukanlah orang-orang yang secara konsisten merawat warisan perjuangan Gus Dur dalam pendampingan rakyat.
Menurut dia, mereka mengkapitalisasi Gus Dur untuk kepentingan pilkada sesaat. “Koordinator Jaringan Gusdurian AlissaWahid tidak pernah dan tidak akan pernah menyatakan dukungan politik ke tokoh tertentu, karena hal itu sudah keluar dari tujuan besar Jaringan Gusdurian Indonesia,” jelasnya.
Kristanto menegaskan, apabila ada pihak yang mengatasnamakan Gusdurian mendukung tokoh atau calon tertentu dalam pilkada, bisa dipastikan mereka bukan bagian dari Jaringan Gusdurian Indonesia.
“Mereka tidak berhak mengatasnamakan Jaringan Gusdurian, Seknas Gusdurian, maupun Alissa Wahid selaku Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian,” ucapnya. (G.MUJTABA/RAH)