SUMENEP, koranmadura.com – Pasar Murah Ramadan 1438 Hijriyah yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa, 13 Juni 2017, menyisakan rasa kecewa. Salah satunya dirasakan Ahmad Rahman. Warga kepulauan Kangean ini menilai tempat pelaksanaan Pasar Murah Ramadan kurang tepat.
Menurutnya, jika salah satu tujuan diadakan pasar murah untuk membantu masyarakat kurang mampu, agar bisa membeli komoditas dengan harga relatif lebih murah daripada di pasaran, harusnya ditempatkan di wilayah kepulauan.
Dari 27 kecamatan di lingkungan Kabupaten Sumenep, Pasar Murah Ramadan 2017 hanya dilaksanakan secara serentak di lima kecamatan, yaitu Kota, Guluk-Guluk, Dungkek, Batuputih, dan Saronggi.
“Pelaksanaan Pasar Murah Ramadan harusnya di kepulauan, karena harga kebutuhan di sana di atas harga kebutuhan di daratan,” tambahnya.
Di awal Ramadan, perbandingan harga antara wilayah daratan dan kepulauan sudah terpaut 5-10 ribu per komoditas. Salah satunya diakibatkan oleh beban biaya transportasi.
“Saya kira, pemerintah kurang jeli melihat suatu persoalan, sehingga kesan asal-asalan dan setengah hati dalam membuat program sulit dihilangkan dalam prasangka,” sentilnya.
Kepala Bagian Perekonomian Setkab Sumenep, Mustangin menjelaskan penempatan Pasar Murah Ramadan disesuaikan dengan Eks Pembantu Bupati. Tiap tahun tempatnya akan berubah-ubah.
Khusus kepulauan, sambung mantan Camat Gapura ini, pelaksanaan pasar murah disesuaikan jadwal kunjungan Bupati. “Misalnya, tahun ini ke Kangean, Pasar Murah itu dilaksanakan di Kangean. Kalau ke Sapudi, ya di sana. Jadi, tidak bisa langsung di beberapa kecamatan (kepulauan),” kelitnya. (FATHOL ALIF/RAH)