SUMENEP, koranmadura.com — Ketekunan dan kesabaran H Said (45), pedagang tembakau di Pasar Anom Baru, Sumenep, Madura, Jawa Timur, sudah berhasil. Pria asal Desa Kolor Kecamatan Kota itu sudah bisa meraup keuntungan hingga Rp 30 juta lebih setiap bulan.
”Kalau lagi sepi, kami hanya meraup keuntungan Rp 20 juta per bulan. Alhamdulillah kalau lagi musiman kami bisa raup keuntungan hingga Rp 30 juta lebih,” katanya, Senin, 5 Mei 2017.
Namun, keuntungan Rp 20 juta tiap bulan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. ”Uang arisan saja Rp 600 ribu setiap hari, kalau sebulan kan sekitar Rp 18 juta. Ini belum kebutuhan yang lain,” jelasnya.
Said mengaku telah menekuni profesi itu sudah sekitar 30 tahunan. ”Cuma sebentar paling hanya 30 tahunan, masih belum sampai 50 tahun,” jelasnya sembari guyon.
Untuk memenuhi kebutuhan tembakau, H Said tidak hanya memasok dari daerah Madura, melainkan juga dari luar daerah. Seperti dari Paiton, Bringinan, Bondowoso, Jember dan sejumlah daerah lain.
”Soal harga tergantung kualitas, kalau bagus bisa mencapai Rp 75 ribu per kilogram, jika di atas rata-rata bisa lebih Rp 100 ribu per kilonya,” tutur Said.
Selama ini tembakau dagangannya banyak dipasok ke daerah kepulauan, yakni Masalembu, Kangean, dan Sapeken. Sekali pasok untuk daerah kepuluan mencapai lebih dari satu ton tembakau rajangan.”60-70 persen dipasok ke kepulauan, sisanya didaratan,” ungkpanya.
Menurutnya, jika dilihat dari barangnya tembakau rajangan yang dijual terkesan tidak berharga. ”Tapi kalau bagi kaum bangsawan, tembakau sangat berharga. Bahkan sampai ada yang tidak mau merokok jika bukan tembakau non pabrikan,” tegasnya. (JUNAIDI/MK