SAMPANG, koranmadura.com – Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 18,9 miliar untuk penambahan Ruang Kelas Siswa (RKS) jenjang SD baru dan rehab berat maupun sedang serta non fisik terancam gagal terserap, karena perencanaan RKS hingga saat ini tak jelas. Bahkan beredar kabar, konsultan perencananya digarap oleh satu CV.
DAK untuk pembangunan RKS sebesar Rp 3,2 miliar, untuk rehab sedang dan berat RKS sebesar Rp 16,4 miliar, dan untuk nonfisik sebesar Rp 6 miliar.
Kabid SD Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang, Arief Budiansor saat dikonfirmasi mengakui perencanaannya memang belum selesai, tapi bukan karena dihandle perorangan (satu CV), melainkan masih dilakukan penyesuaian harga material.
“Kalau dihandle satu CV itu tidak benar. Kalau sebagian itu benar. CV itu hanya mendapat 10 persen dari semua titik perencanaan,” jelasnya, Jumat, 16 Juni 2017.
Dia tidak mau menyebutkan domisili CV dan PT konsultan perencananya. “Kami lupa alamatnya. Tapi yang jelas kalau DAK ini milik perorangan,” kelitnya. (MUHLIS/RAH)