SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah mahasiswa mendatangi kantor Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis, 8 Juni 2017.
Kedatangan mereka guna mempertanyakan komitmen Bupati A Busyro Karim dan Wakil Bupati Ahmad Fauzi untuk merealisasikan janji politik saat berkampanye satu tahun lalu. Salah satunya terkait sembilan program unggulan yang dinilai gagal total.
Sayang, mereka harus kecewa, sebab tidak ditemui oleh Bupati dan Wakil Bupati. Tidak mau hanya ditemui oleh Sekretaris Daerah Hadi Soetarto, mereka pun memilih membubarkan diri. Pulang dengan tangan hampa.
“Kami tidak mau jika hanya ditemui Sekda, karena tidak nyambung dan harus ketemu langsung dengan pemangku kewajiban,” kata koordinator aksi Sofyan Mahatma saat ditemui di Kantor Bupati Sumenep, Kamis, 8 Juni 2017.
Menurutnya, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan mereka, sembilan program unggulan tidak ada yang terealisasi. Salah satunya program mencetak wirausaha muda. “Jika targetnya 5000 wirausaha muda, maka setiap tahun harus bisa mencetak 1000 wirausaha muda. Tapi hingga saat ini kan tidak jelas,” ungkapnya.
Selain itu, revitalisasi pasar tradisional juga tidak terealisasi dengan baik. Saat ini penataan pasar tradisional masih semrawut. Bahkan sejumlah kios yang diklaim dan disahkan oleh Pemerintah dalam 99 hari kerja Bupati-Wakil Bupati 2016 lalu, belum difungsikan secara maksimal. Bahkan hanya ditempati setiap minggu. Padahal targetnya ditempati setiap hari.
“Nah, karena itu, kami datang ke sini. Niat kami baik, bagaimana 9 program unggulan bisa berjalan. Bukan hanya dijadikan sebagai bancakan semata,” tegasnya. (JUNAIDI/RAH)