Tanpa terasa, kita sudah masuk di sepuluh hari terakhir Ramadan. Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah sudah di depan mata. Perpisahan dengan bulan penuh hikmah, penuh ampunan, serta penuh berkah, akan segera tiba yang ditandai dengan Lebaran.
Lebaran biasanya identik dengan sebuah perayaan. Untuk merayakannya, di antara kita ada yang mendadak rajin belanja jelang Idul Fitri. Mulai dari kebutuhan dapur sampai kebutuhan untuk berhias diri, seperti pakaian dan lain sebagainya.
Selama tidak berlebihan, tidak ada salahnya melakukan hal semacam itu. Yang terpenting, semangat merayakan Lebaran tidak sampai menghilangkan semangat Ramadan yang kita jalani sejauh ini. Tidak menjadikan kita sebagai orang yang lupa untuk bersyukur.
Ramadan boleh saja usai, tapi semangatnya tidak boleh. Pasca Lebaran, semangat berpuasa harus tetap ada. Tangan harus tetap berpuasa dari mengerjakan hal tak dibolehkan; kaki harus tetap berpuasa dari melangkah ke jalan yang dilarang; perut juga harus berpuasa dari barang-barang diharamkan, dan seterusnya.
Semoga kita termasuk orang yang bisa mempertahankan semangat Ramadan, dan bisa mengambil hikmahnya. Kita tidak tahu, apakah tahun depan masih bisa melaksanakan ibadah puasa atau tidak. Sebab kita tak bisa melihat masa depan. Di sisi lain, kita juga tidak tau, apakah ibadah puasa yang dilaksanakan sejauh ini sudah maksimal atau tidak. Sebab kita juga tak bisa mengulang waktu.
Karena kita tak bisa membaca masa depan dan kembali kepada masa lalu, tidak ada salahnya jika kita memaksimalkan kesempatan yang masih tersisa. Mari tingkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Allah SWT. Wallahu a’lam