SAMPANG, koranmadura.com – Pengawasan makanan dan minuman di Sampang, Madura, Jawa Timur, sangat lemah. Hal ini menunjukkan keselamatan konsumen di wilayah tersebut kurang mendapat perhatian serius dari dinas terkait.
Apalagi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya menemukan menu takjil berbahan boraks dan rhodamin. Masalah ini menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat.
“Sudah tiga minggu menjalani puasa, Dinkes Sampang belum turun hingga harus dari Surabaya,” kata Maniri, Selasa, 20 Juni 2017.
Padahal kata anggota Komisi IV DPRD Sampang ini, pihaknya telah meminta dinas terkait melakukan sidak mamin, baik makanan di pertokoan maupun makanan siap saji. Sidak ini seharusnya dilakukan sejak awal Ramadan.
“Cuma minggu kedua kemarin sidak mamin yang ada di pertokoan, sedangkan untuk makanan siap saji belum ada tindakan. Kami rasa terlambat,” tudingnya.
Sementara Sekretaris Dinkes Sampang, Asrul Sani mengaku memang belum melakukan sidak ke bazar tersebut, melainkan hanya melakukan sidak ke sekolah-sekolah.”Ya mungkin ke depan kita akan lebih intensif, karena anggaran kita agak terbatas untuk melakukan pemeriksaan makanan,” ucapnya.
Dia menyatakan sampai saat ini belum menerima laporan langsung dari BPOM Surabaya. “Nanti kita akan lakukan tindak lanjut untuk mengecek ke tempat pengolahannya dan menyampaikan kepada yang bersangkutan untuk lebih berhati-hati dalam memilih bahan makanan,” kilahnya.
Senin, 19 Juni sore kemarin, tim BPOM Surabaya melakukan uji sampel makanan. Dari 22 sampel ditemukan 4 makanan positif mengandung boraks dan 2 minuman mengandung rhodamin B atau pewarna tekstil merah.
Makanan yang mengandung boraks diantaranya kerupuk puli, rumput laut, agar-agar, dan es cincau. Sedangkan yang mengandung rhodamin B, kolangkaling dan mutiara. (MUHLIS/RAH)