SUMENEP, koranmadura.com – Faris rela tidak merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarganya di kampung. Pria asal Desa Gapura Tengah, Kecamatan Gapura, Sumenep, Madura, Jawa Timur ini, berangkat ke Jakarta untuk menjaga toko.
Dia tidak sendiri, melainkan berangkat bersama istrinya. Faris sangat yakin, bisa memperoleh rezeki di Jakarta. “Yakin saja, Mas,” ujarnya pada koranmadura.com.
Di Sumenep, menurut dia, bukan tidak ada lapangan kerja. Hanya susah mendapatkannya. “Maka saat kebetulan ada kesempatan, saya langsung terima dan berangkat,” ucapnya.
Faris,salah seorang dari sekian banyak masyarakat Sumenep yang mengadu nasib di luar daerah. Kekayaan dan kesuburan bumi Madura,khususnya tanah Sumekar, belum mampu menjamin warganya mendapatkanpenghidupan.
Juga kebijakan pemerintah setempat, mencetak lima ribu wirausahawan muda selama 5 tahun, belum berdampak signifikan. Terbukti, masih banyak masyarakat Sumenep menyandang status pengangguran. Memaksa mereka hijrah menjadi tenaga kerja di negeri rantau.
Peristiwa ini ditanggapi dingin oleh Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumenep, Joko Suwarno. Menurutnya, banyak orang Sumenep pergi bekerja di luar pulau, bahkan ke luar negeri, bukan karena di daerahnya tak ada lapangan kerja.
Dia menyatakan masyarakat yang ingin mendapat penghasilan besar lebih memilih bekerja di luar daerah. Bisa jadi penyebabnya UMK di Sumenep kalah besar dibandingkan dengan kota metropolitan. “Jadi, bukan karena tidak ada lapangan kerja,” kilah Joko. (FATHOL ALIF/RAH)