SAMPANG, koranmadura.com – Akibat tarif listrik berdaya 900 VA melejit, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Sampang, Madura, Jawa Timur, dibanjiri keluhan pelanggan. “Hampir setiap hari kami menerima keluhan dari masyarakat lantaran tarif listrik 900 VA naik,” ucap Umar Solihin, Jumat, 16 Juni 2017.
Meski begitu, kata Manajer PLN Rayon Sampang ini, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak karena yang menentukan tarif listrik adalah pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya sebagai penentu kategori status penerima manfaat, apakah termasuk kategori miskin atau mampu.
“Yang pemerintah daerah tersebut dibuat oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jadi, PLN hanya pelaksana regulasi,” terangnya.
Menurutnya, tarif listrik 900 VA nonsubsidi hingga Mei 2017 sebesar Rp 1.352 per kwh. Yang disubsidi sebesar Rp 605 per kwh. Sedangkan yang dikenakan tarif tanpa subsidi sejak Januari 2017 berkategori rumah tangga mampu.
Masyarakat miskin tetap bisa menikmati subsidi listrik karena pemerintah tidak mencabut subsidi listrik. Pemerintah hanya menyalurkan subsidi listrik yang tepat sasaran. “Saya selalu sarankan pakailah listrik sehemat mungkin, karena biayanya itu mahal. Dan, bayar listrik tepat waktu karena bagaimanapun listrik saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok. Buktinya, padam sebentar langsung komplain dan ramai,” paparnya.
Umar mengaku bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) setempat untuk mendata para pelanggan 900 VA. “Semisal ada warga miskin, kemudian tercatat sebagai penerima tarif mampu, maka bisa meminta disurvei ulang kepada Dinas PMD,” ujarnya.
Berdasarkan data di kantor PLN Rayon Sampang, jumlah warga miskin yang masih bisa menikmati subsidi listrik untuk daya 900 VA sebanyak 3.600 pelanggan, tersebar di delapan kecamatan, baik yang prabayar maupun pasca bayar.
Delapan kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan Karang Penang, Omben, Kedungdung, Kota, Camplong, Tambelangan, Torjun, dan Jrengik. (MUHLIS/RAH)