SUMENEP, koranmadura.com – Sebanyak 15 persen calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang akan berangkat tahun ini dinyatakan berisiko tinggi. Terbanyak karena punya riwayat penyakit diabetes dan hypertensi.
“Sesuai data yang saya lihat, saat ini jemaah yang berisiko tinggi sekitar 15 persen,” kata Kasi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumenep, Moh. Rifa’i Hasyim, Selasa, 18 Juli 2017, tampa menyebut angka pastinya.
CJH yang dinyatakan berisiko tinggi karena berbagai faktor. Di antaranya adalah lanjut usia (lansia). Menurut mantan Kasi Pendma Kankemenag Sumenep itu, ada beberapa CJH lansia yang menjadi catatan tim medis.
Selain karena faktor lansia, lanjut Rifa’i, ada juga CJH memiliki riwayat penyakit. Sehingga masuk kategori berisiko tinggi, seperti memiliki penyakit diabetes dan hypertensi. Jumlahnya lumayan banyak.
“Kalau jemaah yang memiliki riwayat penyakit seperti kanker, sejauh ini tidak ada laporan dari Dinas Kesehatan kepada kami,” sambungnya.
Pihaknya minta tim medis agar selalu memperhatikan kondisi CJH yang masuk kategori berisiko tinggi. “Saya juga mengimbau agar seluruh jemaah, senantiasa menjaga kesehatannya,” pungkas dia.
Untuk diketahui, jumlah CJH asal kabupaten paling timur Pulau Masdura yang positif berangkat tahun ini sebanyak 521 orang, ditambah lima orang petugas dari Kankemenag Sumenep yang akan menyertai.
Mereka terbagi ke dalam dua kelompok terbang (keloter), yakni 58 dan 59. Keloter 59 diisi penuh CJH asal Sumenep. Sedangkan keloter 58 merupakan gabungan antara CJH asal Sumenep, Pamekasan, Sampang, Surabaya dan Sidoarjo. (FATHOL ALIF/MK)