KORANMADURA.com – Pernikahan harusnya menjadi salah satu momen yang menggembirakan, karena dua insan yang sudah cukup umur dansaling mencintai akan bersatu dan membina sebuah rumah tangga. Namun kadang ada juga pernikahan yang bisa dikatakan terlalu dini dilakukan.
Di beberapa negara hal tersebut masih dilakukan, dengan alasan tertentu. Tetapi sebuah video telah beredar, yang menunjukkan sepasang anak remaja yang masih muda dan berusia 13 tahun menikah.
Mirisnya lagi, remaja wanita tersebut terlihat sedang hamil. Dan hal ini telah memicu kontroversi, bahkan videonya langsung menjadi viral di dunia. Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Dikutip dari dailymail.couk, sepasang pengantin baru saja melangsungkan pernikahannya di Kabupaten Ding’an di Provinsi Hainan, dan pengantin wanita sedang hamil lima bulan saat pernikahan berlangsung.
Setelah menonton rekaman yang menjadi viral ini, banyak orang mengungkapkan keprihatinan mereka, dan mengatakan bahwa pasangan itu terlalu muda untuk menjaga diri mereka sendiri, apalagi satu sama lain.
Pernikahan tersebut diadakan bulan lalu, kata seorang pejabat dari Ding’an County ke Beijing News.
Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa, karena pasangan tersebut masih berada di bawah umur sehingga tidak dapat mendaftarkan pernikahan mereka secara resmi.
Dalam video tersebut, kedua remaja itu mengenakan kostum merah, mengikuti kebiasaan pernikahan China. Anggota keluarga mereka tampak senang melihat mereka mengikat simpul, tapi banyak warganet mengatakan bahwa mempelai wanita terlalu muda.
Banyak yang khawatir bahwa penduduk desa di sini masih hidup dalam masa feodalisme, ketika prioritas utama orang tua adalah menikahkan anak-anaknya–bukan untuk mendidik mereka–sehingga mereka bisa meneruskan keturunannya.
Sementara itu, usia legal pernikahan di China adalah 20 tahun untuk wanita dan 22 tahun untuk pria, namun pernikahan anak telah digambarkan sebagai praktik ‘umum’ di pedesaan China.
Banyak dari pasangan remaja tersebut adalah anak-anak ‘tertinggal,’ yang orangtuanya tinggal dan bekerja di kota-kota besar ribuan mil jauhnya dari rumah, menurut sebuah artikel dari Xinhua.
Mereka biasanya dibesarkan dengan kakek dan nenek, dan tidak diberikan pendidikan yang layak. (bakul.my.id)