PAMEKASAN, koranmadura.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, memperkirakan perniagaan tembakau di mulai akhir Agustus, sebab awal panen di waktu tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Disperindag Pamekasan Bambang Edi Suprapto. Menurutnya, musim panen tembakau 2017 ini mundur dari biasanya, jika dalam cuara normal panen awal Agustus, namun tahun ini di akhir Agustus.
“Karena setelah tanam selesai terjadi hujan, akibatnya sebagian besar banyak yang mati, sehingga ditanami ulang. Makanya, kami prediksi panen mundur. Kalau puncak panen di Bulan September,” kata Bambang.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Tanaman Pangan, Holtikulturan dan Perkebunan dan juga pihak gudang pembelian tembakau menjelang masa panen tembakau kali ini.
Lanjutnya, berdasarkan hasi perhitungan Disperindag, Break Event Point (BEP) tembakau bakal naik sebesar Rp 2.000. BEP itu merupakan biaya produksi tembakau di tingkat petani. Berdasarkan perhitungan rata-rata antara tembakau di tanam pada lahan tegalan dan sawah.
“BEP tembakau tahun 2016 sebesar Rp 32.000 per kilogram. Kemudian tahun ini diperkirakan naik menjadi Rp 34.000 per kilogram. Dengan memperhatikan cuaca saat ini, kami perkirakan harga tembakau jauh diatas BEP, karena harhmga bergantung kualitas,” ungkapnya. (ALI SYAHRONI/MK)