SUMENEP, koranmadura.com – Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin, 17 Juli 2017, karena ada masalah dalam penerimaan siswa baru.
“Sidak ini kami lakukan setelah mendapat informasi dari masyarakat untuk mengkroscek kebenaran informasi itu,” kata anggota DPKS, Badrul Arrozy.
Saat ini, kata Badrul, siswa yang ditolak telah mendaftar di SMP Negeri di kecamatan lain. Namun, setelah hendak daftar ulang, dia mengaku mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku pihak SMPN 2 bahwa dirinya diterima melalui jalur ofline.
Mendengar informasi tersebut, siswa itu langsung mencabut berkas pendaftarannya di sekolah lain itu kemudian diserahkan ke SMPN 2. Padahal menurut Badrul, jika telah diterima di satu sekolah, maka tidak diperbolehkan mendaftar di sekolah lain.
Di tempat terpisah, Kepala SMPN 2 Sumenep, Nanik Mujuati menjelaskan secara keseluruhan jumlah siswa baru yang masuk di lembaganya sebanyak 321 orang. “Ofline ada 22 siswa, berarti sisanya melalui seleksi online,” tuturnya.
Untuk itu, pihaknya menyimpulkan target secara online tidak tercapai dengan kuota rombel 11 kelas. “Untuk menutupi ketidaktercapaian itu, maka kami rekrut secara ofline melalui jalan pengusulan ke Disdik setempat terlebih dulu,” papar perempuan yang akrab disapa Nanik ini.
Disinggung mengenai adanya siswa yang sudah terdaftar di lembaga lain masuk di sekolah yang dipimpinnya itu, dia mengku masih akan mengecek data kembali. “Kita akan kroscek kembali, Mas. Saya tidak hafal satu per satu nama siswa baru karena banyak,” imbuhnya.
Menurut dia, seharusnya ada koordinasi antar sekolah. Kalau tidak, rentan terjadi kesalahpahaman dalam penerimaan siswa baru. “Sejauh ini tidak ada koordinasi dari sekolah tersebut. Jika dia benar terdaftar di sekolah lain, maka tidak akan diterima di sini. Kita taat aturan kok, Mas,” tegasnya. (JUNAIDI/RAH)