RAMALLAH, koranmadura.com – Otoritas keamanan Israel menahan Khalida Jarrar, seorang anggota parlemen wanita Palestina atas tuduhan teror. Ia juga merupakan anggota Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP). Selain Jarrar, sebanyak 10 anggota FPLP juga turut ditangkap Shin Bet.
Jarrar ditangkap di rumahnya di Ramallah, Tepi Barat. “Sedikitnya 10 tentara Israel menggerebek rumah saat fajar, menangkap ibu saya, dan membawanya ke tempat yang tidak saya ketahui,” kata Yafa, putri Jarrar, seperti dilaporkan laman Anadolu Agency pada Ahad 2 Juli 2017.
Tentara Israel telah memberikan pernyataan terkait penangkapan Jarrar. Mereka mengklaim bahwa Jarrar ditahan karena dicurigai terlibat dalam kegiatan teroris dan mengganggu keamanan publik.
“Penangkapannya tidak ada hubungannya dengan keanggotaanya di Dewan Legislatif Palestina,” demikian pernyataan militer Israel.
Jarrar adalah tokoh terkemuka di Palestina. Ia menjadi salah satu pendorong agar Palestina bergabung dengan Mahkamah Kejahatan Internasional pada 2015. FPLP yang dipimpinannya beraliran Marxis dan merupakan faksi kedua terbesar dalam parlemen Palestina setelah kelompok Fatah pimpinan Mahmoud Abbas.
Menurut pemerintah Palestina, saat ini Israel sedang menahan sekitar 6.500 warga Palestina yang tersebar di 24 pusat penahanan di negaranya. Di antara 6.500 warga Palestina tersebut, sebagian di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Sebelumnya, Jarrar sempat ditahan selama 15 bulan di penjara Israel karena dituduh melakukan pelanggaran keamanan, termasuk dipicu keanggotaannya di PFLP yang oleh Israel dianggap organisasi teroris. Anggota parlemen Palestina ini dibebaskan pada pertengahan 2016 lalu. (TEMPO.CO)