SUMENEP, koranmadura.com – Musim tanam tembakau telah dimulai sejak Mei lalu. Dengan begitu musim panen daun emas akan segera tiba, sekira bulan Agustus atau September. Namun, sebagian petani baru memulai tanam tembakau. Dengan begitu, masa panen raya tahun ini dipastikan tidak akan serentak.
“Setengah bulan lagi 2/3 petani di Sumenep akan segera panen. Sisanya diperkirakan sekitar dua bulan lagi baru panen,” kata Ketua Peguyuban Pemerhati Kelompok Tani (P2KT), Zaenuri, Senin, 17 Juli 2017.
Pantauan koranmadura.com, sebagian petani sudah ada yang mulau panen, harganya kisaran Rp25 ribu per kilogram. Sebaliknya, sebagian petani ada yang masih baru melakukan tanam, seperti yang terjadi di Kecamatan Lenteng, Ganding, dan Kecamatan Kota Sumenep.
Mereka yang baru menanam rata-rata penanaman kali kedua setelah penanaman pertama mati karena tergenang air hujan.”Mayoritas yang melakukan penanaman kembali daerah persawahan, kalau pegunungan jarang yang mati,” ungkapnya.
Zaenuri berharap semua pabrikan membeli tembakau rajangan Madura dengan harga yang ideal. “Karena cuaca saat ini bagus maka harga tembakau idealnya diatas Rp45 ribu yang bagus, untuk daerah Prancak minimal harus 60 ribu per satu kilogram tembakau rajangan,” jelasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, Sumenep ploting area tembakau tahun ini hanya 21.893 ha dari potensi area 28 ribu ha tersebut.
Dengan luas ploting itu, kebutuhan bibit tembakau tahun 2017 sebanyak 547 juta batang, dengan kebutuhan pupuk jenis ZA 4.378.600 kg; jenis SP36 3.283.950 kg; dan ZK 2.189.300 kg. (JUNAIDI/MK)