SUMENEP, koranmadura.com – Banyak wisatawan mancanegara berdatangan ke Sumenep, Madura, Jawa Timur, selama 2017. Akan tetapi, Pemkab setempat tidak mampu membujuk para pelancong itu bermalam di kabupaten paling timur Madura ini.
Akibat kelemahan tersebut, pemkab dan warga sekitar lokasi wisata yang didatangi para wisman tidak dapat meraup keuntungan maksimal, melainkan hanya memperoleh promosi gratis. “Itupun kalau para wisman itu mempromosikan wisata di Sumenep pada teman-teman dan tetangga mereka,” kata Ridwan, warga Sumenep.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Sumenep, Sufiyanto mengklaim Sumenep memperoleh keuntungan dari kunjungan para wisman.
“Kami berharap, mereka (wisatawan asing) ketika sudah sampai di negara masing-masing, bercerita (berbagai wisata di Sumenep) kepada teman-teman maupun tetangganya,” kata Sufiyanto, Senin, 10 Juli 2017.
Selain itu, menurut Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumenep ini, Sumenep juga mendapat keuntungan secara ekonomi.
“Mereka itu, kan bayar. Makannya juga beli. Seperti beberapa waktu lalu di Gili Genting, meski bulan puasa ternyata (makanan di sana) laris,” tambah dia.
Dia menceritakan tahun ini dijadwalkan sebanyak 12 rombongan wisatawan manca negara datang ke Sumenep dengan menggunakan kapal pesiar. Enam rombongan di antaranya sudah datang ke daerah ini.
Mantan Kepala Bagian Humas dan Protokol Setkab Sumenep itu menjelaskan kedatangan mereka untuk menikmati potensi wisata, baik wisata alam, budaya, dan sejarah.
Sejak awal 2017 sampai sekarang tidak kurang dari 500 wisatawan asing melancong ke Sumenep. Hari ini, sebanyak 68 orang dari 13 negara, di antaranya dari Inggris, Jerman, dan Belanda.
Di Sumenep, mereka berkunjung ke tiga lokasi. Secara berurutan ke area Keraton, Masjid Agung, dan terakhir ke Pantai Sembilan di Desa Bringsang, Kecamatan Gili Genting, dan tempat potensi wisata lainnya. (FATHOL ALIF/RAH)