SUMENEP, koranmadura.com – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali diguyur hujan, Kamis, 27 Juli 2017. Kondisi tersebut menyebabkan petani garam terancam merugi karena garam yang siap panen kembali mencair.
“Meskipun hujan yang mengguyur Sumenep tidak terlalu besar, bagi petani garam bisa merugi karena garam yang siap dipanen akan cair kembali,” kata Kepala Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, Abd Hayat.
Masyarakat di Desa Pinggirpapas mayoritas menjadi petani garam. Bahkan, lahan pegaraman milik warga lebih banyak ketimbang luas lahan yang ditempati perumahan penduduk. Sejak puluhan tahun garam menjadi penghasilam utama untuk mendongkrak perekonomian warga meskipun harga garam terkadang jauh dari harapan mereka.
Menurut Hayat, turunnya hujan dimusim kemarau menghambat produsksi garam rakyat. Dari yang biasanya garam sudah bisa dipanen, tapi karena terkena hujan akhirnya harus menggarap dari awal lagi.
Sementara harga garam lumayan bagus hingga mencapai Rp3.500 per satu kilogram. “Itu juga berpengaruh kepada kualitas garam, sehingga harga garam berpotensi anjlok kembali,” jelasnya.
Pihaknya berharap cuaca kembali normal, agar petani garam rakyat dapat memproduksi dan panen garam lagi sekitar enam hari kedepan. Karena produksi garam itu membutuhkan waktu minimal enam hari dalam kondisi cuaca normal.
“Semoga kondisi cuaca kembali normal agar petani bisa berproduksi garam lagi. Kasihan para petani garam kalau kondisi terus tidak menentu,” katanya penuh harapan. (JUNAIDI)