SAMPANG, koranmadura.com – Suib (14), warga Desa Gunung Rancak, Kecamatan Robatal, Sampang, Madura, masih duduk di bangku kelas 2 di salah satu MTs desa setempat tidak mendapat pelayanan di Puskesmas Robatal.
Dia digigit ular berbisa di bagian kaki kanannya saat berangkat ke sekolahnya. Kala itu, Suib berangkat dari rumahnya menggunakan sandal jepit, sedangkan sepatunya dijinjing. Melewati area persawahan. Tak diduga di suatu tempat, musibah itu menimpanya.
“Mendengar anak saya digigit ular beracun, saya bergegas membawanya ke Puskesmas Robatal. Tapi sama petugasnya tidak diperkenankan karena ada acara di Puskesmas sehingga belum bisa menerima pasien. Tidak tahu acara apa di sana. Jadi, terpaksa dibawa ke Polindes terdekat karena saya khawatir dengan keselamatan anak saya,” ucap Hebi (50), bapak Suib, Selasa, 8 Agustus 2017.
Dia mengaku sakit hati atas sikap petugas kesehatan. “Saya kecewa karena pelayanan Puskesmas Robatal yang menolak pasien dalam keadaan darurat,” ucapnya.
Sementara Kepala Puskesmas Robatal, Totok Sudirman membenarkan ada pasien yang ditempatkan di Polindes terdekat. Akan tetapi, pihaknya membantah dikatakan tidak melayani pasien. “Pelayanan kepada pasien tetap berjalan, tapi memang sementara ditempatkan ke Polindes terdekat karena ada survei akreditasi. Jadi, setelah acara, pasien tersebut akan ditarik kembali ke Puskesmas,” kilahnya.
Alasan lain ditempatkan di Polindes, kata Totok, keluarga pasien dinilai tidak mengikuti aturan yang berlaku di Puskesmas, seperti membuang sampah sembarangan, sehingga mengganggu proses survei akreditasi.
“Banyak keluarga pasien yang mokong. Disuruh jangan merokok tetap merokok. Padahal sekarang masih tahap survei akreditasi puskesmas yang apabila lolos akreditasi maka nantinya juga bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya. (MUHLIS/RAH)