JAKARTA, koranmadura.com – Anak punya imajinasi di mana dia menciptakan sesuatu yang kayaknya mustahil? Hmm, nggak perlu dimarahi atau dilarang, Bun. Kita juga punya imajinasi kan? Nah, layaknya orang dewasa, anak-anak juga punya imajinasi lho, Bun.
“Imajinasi itu dasar kemampuan memikirkan hal-hal yang berbeda. Kalau dia udah menciptakan imajinasi, itu bisa membuat anak kreatif. Karena, munculnya ide-ide beda itu penting lho,” kata psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani M.Psi., Psikolog atau akrab disapa Nina.
Dengan anak terlatih memunculkan berbagai ide, itu bisa membantu dia menyelesaikan masalahnya, Bun. Nggak cuma itu, kata Nina nanti anak juga bisa terbantu menciptakan karya-karya lain dengan imajinasinya. Tapi Bun, yang perlu kita tahu, terus-terusan berimajinasi juga nggak bagus lho.
“Biasanya di umur 8-12 tahun, kita udah bisa ngasih tahu anak kapan berimajinasi, kapan stop. Penting kita kasih waktu anak untuk berimajinasi tapi kita juga mesti ajak dia berpikir ke ilmu pasti,” tambah Nina.
Pas menyetop anak berimajinasi, coba yuk, Bun ajak dia brainstorming. Terus, perjelas juga nih kapan waktu anak mesti berhenti berimajinasi. Sebagai gantinya, kita ajak anak mikir apa nih yang bisa kita lakukan untuk menciptakan sebuah karya atau bahkan, kalau memang imajinasi anak ternyata bisa dijadikan sebuah karya, kenapa kita nggak melakukannya?
Dikutip dari ‘Buku Anti Panik Mengasuh Bayi 0-3 Tahun’ yang disusun tim Tiga Generasi, manfaat imajinasi yaitu melatih anak belajar bergaul dan berkomunikasi, melatih anak jadi orang yang kreatif, dan menambah kosakata anak. Nah, apa yang bisa kita lakuin untuk mendorong kemampuan anak berimajinasi?
“Sediakan tempat aman dengan banyak barang atau mainan untuk merangsang anak main. Terus, minta anak menceritakan gambar di buku cerita. Bisa juga kita ajak anak menggambar, main boneka tangan bareng, sama melakukan permainan pura-pura kayak menjadikan botol sebagai telepon,” kata tim penulis.
Kita perlu tahu nih, Bun. Imajinasi bisa membantu anak membayangkan sesuatu yang nggak ada jadi ada. Dengan begitu, anak bisa berkembang jadi seseorang yang kreatif. (haibunda.com)