SUMENEP, koranmadura.com – Menyikapi persoalan yang sedang terjadi di SDN Pangarangan I, Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, A. Busyro Karim, mengatakan, pihaknya masih akan mencari solusi terbaik.
“Ini masih dijadikan solusi. Kenapa? Karena zona itu sudah jelas. Kalau ini diterima, berarti harus mengubah zona secara keseluruhan,” ujar A. Busyro Karim, Selasa, 1 Agustus 2017.
Seperti diketahui, SDN Pangarangan I tahun ini menerima peserta didik baru sampai tiga pagu. Padahal, sekolah tersebut hanya mendapat jatah dua pagu. Sehingga satu pagu, sebanyak 28 murid, harus dipindah ke sekolah lain.
Sejumlah wali murid SDN Pangarangan I menolak anaknya yang sudah diterima kemudian dipindah ke sekolah lain. Bahkan mereka telah mendatangi kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep menyampaikan aspirasi kemarin, Senin, 31 Juli 2017.
Bupati mengatakan, jika kelebihan pagu tersebut dibiarkan, maka semangat pemerataan siswa tidak akan pernah terwujud. Menurutnya, tahun ini masih ada SD yang hanya menerima delapan orang murid baru. “Ini harus dipahami semua pihak, termasuk para wali murid,” ujarnya.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep itu menilai, penyebab persoalan tersebut ialah kepala SDN Pangarangan I. “Sekarang saya pindah ke pulau. Hari ini sudah keluar SK-nya,” tegasnya.
Kepala SDN Pangarangan I, Sunari, saat dikonfirmasi melalui sambungan telefonnya, mengaku belum mengetahui soal dirinya yang dipindahkan ke pulau. Dia mengaku belum menerima SK. “Saya belum tahu,” jawabnya. FATHOL ALIF