SUMENEP, koranmadura.com – Camat Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Sutrisno mengaku tidak pernah mengatakan “semen merah putih tidak kokoh” saat meninjau proyek irigasi di Dusun Talesek, Desa/Kecamatan Guluk-Guluk, beberapa waktu lalu.
“Saya tidak pernah menyatakan semen merah putih tidak kokoh,” katanya, Sabtu, 12 Agustus 2017.
Ia membenarkan melakukan survei ke lokasi pekerjaan proyek yang dibiayai melalui APBD tingkat II senilai Rp131 juta. “Benar saya dangan Danramil dan Kapolsek. Bahkan saya tidak pernah tahu jika ada laporan dari warga, Pak Danramil bilang sama saya,” ujarnya.
Saat itu, lanjut Mantan Camat Talango itu, dirinya hanya berbincang dengan tukang menanyakan soal meteran (volume) dan papan nama proyek. “Saksinya Pak Danramil dan Pak Kapolsek,” ungkapnya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil investigasi LAPDAP menemukan indikasi pekerjaan proyek itu tidak sesuai bestek. Salah satunya bahan yang digunakan memakai tanah merah. Mestinya bahannya menggunakan pasir semua. Selain itu batu yang digunakan bukan batu karang melainkan batu yang biasa dijadikan sebagai bahan pasir batu (sirtu).
Atas dasar itu, Forpimka Guluk-Guluk melakukan peninjauan ke lokasi pekerjaan. Versi LAPDAP saat itu Camat Guluk-Guluk sempat menegur dan menyebut merk semen yang digunakan rekanan.
“Saat itu Pak Camat langsung menegur, katanya jika memakai semen Merah Putih kurang kokoh,” jelas aktivis Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Anggaran Publik ( LAPDAP) Syafraji. (JUNAIDI/MK)