SUMENEP, koranmadura.com – Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Sumenep belum menerima laporan kuota pembelian tembakau dari gudang yang sudah membeli tembakau.
“Kuota yang dibutuhkan belum, tapi tiap hari kami selalu mengkroscek ke gudang,” kataKepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Sumenep, Abd Hamid.
Saat ini, dua gudang telah melakukan pembelian tembakau, yaitu PT Surya Kahuripan yang merupakan perwakilan PT Gudang Garam Desa Patean, dan PT Gudang Garam di Kecamatan Guluk-Guluk.Harga terendah Rp28 ribu dan harga tertinggi Rp50 ribu perkilogram.
Hamid berharap, pihak gudang membeli semua tembakau rajangan. Jika diperlukan pihak gudang memperpanjang waktu pembelian, karena panen raya tembakau tahun ini tidak serentak.
Itu disebabkan karena pada musim tanam tahun ini terjadi anomali cuaca. Sehingga banyak tembakau yang mati. “Baru Juli cuaca membaik, bahkan dibulan Juni masih terjadi hujan meskipun kecil,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang diterima, kata Hamid, hanya 14.230,45 hektar dari ploting area lahan tembakau seluas 21.893 hektar yang terealisasi. Dengan target produksi 6 kuintal perhektar atau sekitar 85.380 ton.
“Ada kenaikan dibandingkan tahun lalu. Tahun 2016 hanya 8 ribu hektar dari ploting area 21 hektar yang terealisasi dengan produksi sekitar 6 kuintal tembakau rajangan,” ungkapnya.
Di Kabupaten Sumenep terdapat tiga gudang besar tembakau perwakilan perusahaan yang melakukan pembelian tembakau rajangan setiap tahun, yaitu PT Gudang Garam di Kecamatan Guluk-guluk, PT Gudang Garam di Desa Patean dan Wismilak. (JUNAIDI/MK)