SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Persatuan Pemuda Pergerakan Sumenep (P3S) melakukan aksi unjuk rasa di kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) setempat, Kamis, 3 Agustus 2017.
Mereka mempertanyakan keseriusan Pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, dalam menyukseskan program Visit Years 2018 yang telah lama diwacanakan.
Di antara bentuk ketidakseriusan pemerintah, kaitannya dengan program Sumenep Visit Years 2018, menurut mereka, belum adanya fasilitas pelayanan kesehatan di tempat-tempat wisata, seperti di Gili Iyang yang dijadikan icon.
Selain itu, mereka menilai Disparbudpora kurang serius menyiapkan guide atau pemandu wisata yang kompeten. Sehingga wisatawan tidak mampu menerima penjelasan utuh tentang budaya Sumenep.
“Wisata sejarah dan budaya yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan manca negara minim perhatian dari Pemkab. Pemkab juga terkesan melupakan wisata lama, seperti Lombang dan Slopeng,” ujar Sutrisno, koordinator aksi.
Karena itu, Sutris menyampaikan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Di antaranya, Pemkab Sumenep harus menepati seluruh janji-janjinya terkait pengembangan wisata.
“Agar wisata budaya di Sumenep tidak terkesan mati suri, kami minta Disparbudpora melaksanakan pertunjukan rakyat secara rutin, seperti topeng, tong-tong, dan seronen. Pertunjukan seperti itu jangan hanya dilaksakan ketika ada even-even besar saja,” harapnya, tegas. (FATHOL ALIF/MK)