SAMPANG, koranmadura.com – Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BP2KAD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, didatangi sejumlah pegiat Jaringan Kawal Jawa Timur Jaka Jatim, Rabu, 30 Agustus 2017, karena dianggap kurang serius mengurus keuangan pemerintah daerah setempat.
Mereka tiba sekitar pukul 11.00 wib. Untuk mempertanyakan kejelasan pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Sampang, karena hingga saat ini menyisakan piutang sebesar Rp 3 miliar 121 juta. Terhitung sejak 2009 hingga 2016.
Kekecewaan tak bisa disembunyikan dari raut wajah mereka setelah tahu kepala BP2KAD Suhartini Kaptiati tidak tampak batang hidungnya. Karena hanya ditemui tiga bawahannya, yang dinilai tidak mempunyai kapasitas mengambil kebijakan dan keputusan terkait permasalahan tersebut, pegiat Jaka Jatim memilih walk out.
“Saya milih keluar. Saya sudah layangkan surat dua kali. Pertama, menolak karena Kadis BP2KAD ada acara. Kedua, meski ditemui, hanya bagian staf. Alasannya, Kadis ada acara. Jujur kami kecewa. Padahal kami hanya ingin mengetahui persoalan. Kenapa piutang retribusi pasar sampai sekarang belum tertagih? Hingga capai Rp 3 miliar lebih,” kata Ketua Jaka Jatim Koorda Sampang, Sidik.
Menurut Didik, sapaan akrabnya, kebobrokan pengelolaan BP2KAD tidak hanya itu. Ada lagi persoalan pajak bumi dan bangunan, penyedia jasa parkir khusus di pasar, dan lainnya. “Kami Jaka Jatim akan datang kembali ke kantor BP2KAD dengan masyarakat. Ya, rame-rame sedikitlah,” ancamnya.
Dia menduga kebocoran ini sengaja dibiarkan. “Kami kroscek seperti Pasar Srimangunan. Ternyata target retribusi parkir sudah bayar penuh, tapi masih tidak mencapai target Rp 4 miliar. Realisasinya hanya sebesar 60 persen. Itu hanya 2 miliar saja yang terpenuhi. Ini apa persoalannya?” tandasnya.
Sementara Kabid Pengelolaan Aset (BPPKAD) Sampang Bambang Indra Basuki menyatakanSuhartini Kaptiati sedang dinas keluar kota. Tepatnya melakukan pertemuan dengan pihak Bank Jatim di Surabaya.
“Kami hanya disuruh menyampaikan pesan permohonan maaf beliau karena tidak bisa hadir menemui teman LSM Jaka Jatim. Setelah kami sampaikan, mereka memilih keluar meninggalkan kami,” ucapnya. (MUHLIS/RAH)