SUMENEP, koranmadura.com – Retribusi pasar sapi Lenteng, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Madura, disinyalir jadi bancakan oknum tertentu, untuk memperkaya diri. Akibatnya, retribusi yang disetorkan kepada Pemerintah Daerah tidak utuh.
“Hanya sekitar 25 persen yang masuk kepada pemerintah daerah setiap minggu. Sisanya tidak tahu masuk ke mana,” kata pegiat anti korupsi, Bagus Junaidi, Kamis, 10 Agustus 2017.
Pasar sapi Lenteng beroperasi satu kali selama seminggu, yakni Ahad. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan Bagus, setiap minggu terdapat sekitar 700-1000 ekor sapi yang masuk dalam arena pasar untuk diperjualbelikan.
Setiap satu ekor sapi dikenakan retribusi sebesar Rp7500 untuk kalangan warga biasa dan Rp 6500 bagi pedagang yang setiap akhir pekan memasarkan hewan dagangannya.
Jika diambil rata-rata sapi yang dipasarkan setiap minggu 800 ekor dan diambil retribusi sebesar Rp6500, maka retribusi yang didapat sebesar Rp 5.2 juta harus masuk ke kas daerah.
Faktanya, kata Bagus, setiap pasaran hanya sekitar Rp 1.3 juta. Jumlah itu setara hasil penarikan retribusi hanya 200 ekor sapi yang disetorkan ke PAD. Sisanya sekitar Rp 3.9 juta tidak diketahui.
Sebagai pertanggungjawaban di bidang administrasi, lanjut Bagus, petugas diduga memanipulasi karcis. Sebagian sapi yang masuk hanya ditarik retribusi tanpa diberi karcis. “Itu berdasarkan investigasi dan hasil pengakuan dari salah seorang petugas pasar. Jadi, kalau soal data kami kira sudah akurat dan bisa dipertanggungjawabkan meskipun secara hukum,” ujarnya.
Oleh sebab itu, demi kemajuan Sumenep ke depan, pihaknya meminta pemerintah daerah menindak tegas orang yang membocorkan retribusi pasar sapi itu. Jika tidak, terpaksa dirinya sebagai lembaga kontrol akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum.
“Pak Bupati sebagai pemangku jabatan tertinggi harus tegas. Sehingga retribusi pasar tidak bocor lagi,” kata Bagus.
Sementara itu Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep, Sukaris membantah dikatakan retribusi pasar sapi Lenteng bocor. Dia memastikan semua retribusi masuk ke kas daerah.
Pihaknya juga membantah jumlah sapi setiap pekan mencapai 1000 ekor. Namun, dia tidak menyebutkan jumlah sapi secara pasti setiap minggunya. “Kalau data pastinya saya lupa, tapi yang pasti tidak sampai 1000 ekor. Datanya ada di kantor,” katanya saat ditemui di rumahnya. (JUNAIDI/RAH)