SUMENEP, koranmadura.com – Dinas Perikanan, Sumenep, Madura, Jawa Timur, berencana memfungsikan klaster rumput laut di Desa/Kecamatan Batuan, yang sudah sembilan tahun dibiarkan begitu saja.
“Tahun ini kami sudah mengupayakan akan mengoperasikan lagi, kami harap nanti langsung bisa produksi,” kata Kepala Dinas Perikanan Arief Rusdi.
Klaster merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dengan anggaran sebesar Rp 10 miliar tahun 2008. Meskipun telah dilimpahkan oleh pemerintah pusat, hingga Agustus 2017 belum beroperasi.
Alasan tidak ditempatinya tempat itu di antaranya karena tidak ada lembaga yang berani untuk mengoperasikan. Sebab, lokasi pembangunannya dinilai kurang strategis. Seharusnya bangunan tersebut diletakkan disekitar pantai atau daerah penghasil rumput laut, seperti di daerah Kecamatan Saronggi dan Bluto.
Menurut Rusdi, rencana pengoperasian itu sebagai salah satu upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Pasalnya, Sumenep menjadi daerah sebagai salah satu penghasil rumput laut terbesar di Indonesia.
Saat ini,kata Rusdi, terdapat sekitar 124 ribu hektar lokasi potensi menjadi tempat budi daya rumput laut. Salah satunya di Kecamatan Bluto, Talango, Sapudi, Dungkek, Sapeken, serta sejumlah lokasi lain. “Penghasilannya diperkirakan mencapai 6.608 ton rumput laut basah per tahun,” jelasnya. (JUNAIDI/MK)