SUMENEP, koranmadura.com – Setidaknya 15 desa di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mulai krisis air bersih. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, desa-desa itu tersebar di 13 kecamatan wilayah daratan.
“Data terbaru 15 desa diantaranya masuk katagori kering kritis, dan 22 desa masuk katagori kering langka,” kata Kepala BPBD Sumenep, Abd Rahman, Kamis, 7 September 2017.
Kabupaten Sumenep terdapat 330 desa yang tersebar di 27 kecamatan daratan dan kepulauan. Sementara jumlah pulau mencapai 126 pulau baik berpenghuni dan pulau tidak berpenghuni.
“Guna memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, kami telah menyuplai air di 22 desa yang masuk kategori rentan kekeringan,” jelasnya.
Menurutnya, pendistribusian air bersih dilakukan secara bertahap bagi desa yang membutuhkan. Pendistribusian itu dilakukan berdasarkan permohonan warga melalui kepala desa setempat.
Sesuai hasil koordinasi dengan BMKG, kemarau tahun ini diprediksi terjadi hingga bulan Oktober 2017. Oleh karena itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar suplai air bersih kepada warga yang membutuhkan tetap lancar. “Pendistribusian sesuai kebutuhan warga,” tegasnya. (JUNAIDI/MK)