SUMENEP, koranmadura.com – Apotek Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, terpaksa ditutup sementara karena Perusahaan Daerah (PD) Sumekar selalu merugi setiap tahun.
“Rugi dalam mengelola Apotek. Agar tidak terlalu membebani APBD, maka terpaksa ditutup oleh pihak manajemen,” kata Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Bambang Prayogi.
Politisi PDI Perjuangan itu dianggap layak dilakukan karena aset yang digelontorkan APBD ke PD Sumekar sejak berdiri hingga sekarang tidak terlalu besar. Hanya sekitar Rp 554 juta. Jumlah tersebut termasuk aset gedung yang dipakai PD Sumekar. “Jadi, memang tidak terlalu besar,” jelasnya.
Menurutnya, selama ini tidak memberikan kontribusi kepada pendapatan asli daerah (PAD) sehingga pihak manajemen untuk sementara waktu menutupnya.
Menurut anggota dewan dua periode itu, PD Sumekar hanya ditutup sementara. “Sebab, 2018 mendatang masih ada rencana penyertaan modal untuk PD Sumekar. Nanti akan dibuka lagi. Karena yang disampaikan kepasa kami, pihak manajemen optimis bisa profit, ” tuturnya.
Direktur PD Sumekar KH. Darwies membenarkan penutupan tersebut karena apotekernya sudah tidak lagi jalan. “Ada beberapa hal yang perlu dibenahi dalam manajemennya yang cukup,” katanya saat dihubungi lewat telepon selulernya oleh media.
Menurut dia, dari awal 2017 perusahaan yang dibina tidak jalan. Dalam artian, sudah tidak legal lagi. “Tapi apotek ditutup ini hanya sementara. Bukan kita vakum. Ada beberapa yang masih bisa kita jalankan, seperti properti, kita jalankan hanya sebagai pemasaran saja,” tegasya.
Kerugian Capai Rp 700 Juta
Direktur PD Sumekar Darwies Maszar mengatakan kerugian apotek yang dibina mencapai Rp700 juta lebih. Itu saat dirinya melihat neraca keuangan. “Kerugian itu mencapai Rp700 juta lebih. Itu yang kami tahu dari catatan keuangan,” katanya.
Selain itu, kata Darwies, dari operasi yang dilakukan selama ini juga menanggung utang sekitar Rp 500 juta lebih. Dengan minus kekayaan Rp 12 juta. Sehingga perusahaan yang sedang digeluti masuk pailit.
Dia menegaskan masih merasa yakin ke depan akan banyak ruang untuk menggerakkan PD Sumekar. “Bayangkan, tanpa modal, kami sudah punya kantor dan karyawan. Jadi, utang dan kerugian akan tertutupi. Kami akan bekerja keras,” tandasnya. (JUNAIDI/RAH)