YOGYAKARTA, koranmadura.com – Seorang mahasiswa Sekolah Vokasi (SV) Universitas Gadjah Mada (UGM) Eko Nur As’adi meninggal dunia usai jatuh dari atap kampusnya. Beberapa fakta terungkap, apa saja?
Eko diketahui sedang melakukan kegiatan di kampusnya, Sabtu (18/9) sore. Polisi menjelaskan bahwa Eko sore itu sedang mengambil foto panorama di atap gedung kampus. Teman-teman korban di atap memilih berjalan di atas dak beton, tetapi korban justru lewat di atap yang berupa asbes.
“Terus (korban) jatuh ke bawah,” Kapolsek Bulaksumur, Kompol Suhardi saat dihubungi detikcom, Senin (18/9).
Suhardi menegaskan peristiwa ini murni kecelakaan. Dia juga menyampaikan sekali lagi bahwa Eko berada di atap kampus untuk mengambil foto panorama.
“Kejadian itu murni kecelakaan,” tuturnya.
Eko jatuh pada sekitar pukull 17.15 WIB. Setelah itu, korban langsung dibawa oleh teman-teman korban dan petugas Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan SV UGM ke RSUP Dr Sardjito untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, meski segala upaya medis dilakukan, pada pukul 19.07 WIB korban dinyatakan meninggal dunia.
Saat diwawancara terpisah, ayah Eko, Achmad Nasir Asadi menyampaikan bahwa berdasarkan cerita teman-teman Eko kepadanya, gedung kampus tersebut memang sedang direnovasi.
“Ada yang bilang gedung itu sedang renovasi, saya tidak tahu di selasar sisi timur atau selatan. Cerita dari temannya mereka ini jalan memutar dan ada jalan pintas, (di lokasi) tidak ada larangan boleh lewat,” kata Nasir.
Meski begitu, Nasir berharap pihak kampus segera menginvestigasi kasus ini. Dia ingin mendapat penjelasan langsung dari pihak UGM tentang penyebab jatuhnya anaknya yang juga anggota UKM Tenis Meja UGM ini.
“Ya paling nggak kami keluarga diberi tahu apa penyebabnya, karena kabarnya yang kami terima simpang siur. Paling tidak saya atau istri,” ucapnya.
Nasir mengaku sudah pasrah atas musibah yang diterimanya, berharap sang anak kini beristirahat dengan tenang. Namun dia tak bisa melupakan kenangan terakhir bersama anaknya. Salah satunya kejutan yang diberikan anaknya. Eko memberikan kue ulang tahun padanya.
“Saya lupa kalau waktu itu hari ulang tahun saya, anak ini sampai pura-pura sakit, tahunya dia beli kue buat saya,” kata Nasir.
Nasir mengatakan Eko anaknya yang cerdas, bahkan setahun kuliah di UGM telah aktif di organisasi. Keluarga juga tidak merasa ada firasat aneh.
Pihak UGM mengatakan pada Senin (18/9) investigasi sedang berlangsung. Namun prosesnya kemarin masih belum berlangsung maksimal karena teman-teman korban masih dalam perjalan dari Bekasi usai mengantar jenazah Eko.
(detik.com)