JAKARTA, koranmadura.com – Sejak beberapa tahun terakhir, daging steak wagyu mulai populer di sejumlah restoran kota besar di tanah air. Harganya yang selangit serta rasanya yang berbeda dengan daging sapi pada umumnya, jadi ciri khas yang melekat pada varietas sapi asal Kobe, Jepang ini.
Di pameran Jambore Peternakan di Cibubur, Jakarta Timur, dua ekor sapi wagyu mejeng di salah satu kandangnya. Sekilas penampakannya tak banyak berbeda dengan sapi jenis ongole, namun dengan corak warna hitam gelap di seluruh badannya. Dengan leher menjuntai serta berisi di bawah perutnya.
Afan, Winner Section PT Santosa Agrindo, menjelaskan perbedaan paling mencolok sapi wagyu dengan sapi lainnya yakni rasa dagingnya. Sapi wagyu memiliki daging dengan sifat marbling atau lemak pada dagingnya. Marbling ini bisa dilihat dari guratan-guratan putih pada dagingnya.
Sifat marbling ini yang membuat daging wagyu terasa lumer, empuk, dan gurih di lidah. Namun meski daging daging berlemak, wagyu berbeda dengan lemak daging lainnya yang kurang sehat jika dikonsumsi. Inilah yang membuatnya jadi daging premium di seluruh dunia.
“Harga daging memang sangat mahal, paling bagus itu bagian tenderloin itu harganya di pasaran Rp 800.000/kg. Yang mahal karena rasa marbling, lemaknya menjadi daging. Di restoran biasanya harganya tergantung kualitas, misalnya ada yang Rp 400.000 untuk satu slice daging 200 gram,” terang Afan, Jumat (23/9/2017).
Menurutnya, karena sifatnya dagingnya yang premium, pemeliharannya pun lebih sulit dibandingkan dengan sapi lainnya. Selain itu, pertumbuhannya pun relatif lebih lambat dibandingkan dengan sapi lainnya.
“Perawatannya jelas lebih khusus, lebih sulit, karena ini kan sapi khusus. Untuk pakan juga kita khusus komposisinya dengan tambahan protein,” tutur Afan.
(detik.com)