SUMENEP, koranmadura.com – Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep, Madura, Jawa Timur, Wahyu Siswoyo membatasi lima sekolah penerbang untuk memanfaatkan bandara sebagai tempat latihan. Pembatasan itu menyusul rencana komersial maskapai Wings Air mulai pekan ini.
“Ada lima sekolah yang saat ini memanfaatkan bandara Trunojoyo,” katanya kepada media. Lima sekolah penerbang itu Global Aviation School, Aviaterra Flying School, Merpati Pilot School, Nusa Flying Institute dan Balai Pendidikan Pelatihan Penerbangan (BP3) Banyuwangi.
Menurutnya, salah satu pertimbangan pembatasan sekolah penerbangan itu karena mulai besok, Minggu 17 September 2017 maskapai Wings Air mulai beroperasi. Sehingga jadwal penerbangan komirsial akan semakin padat. Apalagi sejak dua tahun terakhir juga digunakan sebagai penerbangan pesawat perintis.
Selain itu, kapasitas landas pacu dan pelataran parkir pesawat di Bandara Trunojoyo masih sangat minim, sehingga perlu perluasan.
Untuk saat ini terdapat 12 pesawat latih yang melakukan penerbangan latih setiap hari. Jika cuaca mendukung, mereka berlatih dari pagi hingga sore hari.
Dengan begitu, bandara satu-satunya di Madura itu dipastikan ada pesawat yang take off dan landing setiap hari. “Untuk pesawat komersil ini (Wings Air) di jadwalnya setiap hari, termasuk pada hari libur,” jelasnya.
Informasi yang diperoleh, dalam penerbangan komersil tersebut, Wings Air akan mengoperasikan pesawat ATR 72 dengan kapasitas 70 seat, dengan rute penerbangan Sumenep-Surabaya dan sebaliknya.
Secara teknis fasilitas di Bandara Trunojoyo sudah layak untuk digunakan pesawat sejenis ATR-72. Karena saat ini, Bandara Trunojoyo memiliki landasan pacu atau runway pesawat sepanjang 1.600 meter dengan lebar 30 meter.
Sejak 2016 hingga tahun ini terdapat dua maskapai jenis perintis yang beroperasi di Bandara Trunojoyo, yakni Susi Air dan Air Fast. Namun, maskapai milik Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti hanya beroperasi hingga akhir 2016 dan digantikan maskapai Air Fast hingga saat ini. (JUNAIDI/MK)