SUMENEP, koranmadura.com – Bupati Sumenep, A Busyro Karim berjanji tahun 2018 penerbangan pesawat perintis rute kepulauan mulai dikomersilkan.
Menurutnya rute kepulauan yang bakal dikomersilkan akan dimulai dari Pulau/Kecamatan Sapeken. “Untuk ke Sapaken 2018 optimis bisa,” katanya.
Menurutnya, secara kapasitas infrastruktur Pulau Sapeken dianggap lebih siap dibandingkan pulau lain.
Saat ini di Pulau Sapeken sudah ada bandara milik Kangean Energy Indonesia (KEI) yang bisa disinggahi pesawat perintis. KEI merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang minyak dan gas (Migas).
“Saat ini kami masih konsentrasi pada percepatan izin penerbangan dari pemerintah pusat,” jelasnya.
Dalam kondisi normal, waktu tempuh perjalanan laut dari Kalianget (Sumenep daratan) ke Sapeken dengan menggunakan kapal besi/baja pada kisaran 13-14 jam dan sekitar 7 jam dengan kapal cepat.
Namun, jadwal pemberangkatan kapal motor penumpang dari Kalianget ke Sapeken dan pulau-pulau lainnya di Sumenep bisa tertunda, jika kondisi cuaca laut dinyatakan buruk. “Ini menjadi solusi transportasi bagi warga Pulau nanti,” jelasnya.
Sejak 2015, Bandara Trunojoyo Sumenep menjadi bagian dari jalur penerbangan pesawat perintis atau bersubsidi yang merupakan program Kementerian Perhubungan RI dengan rute Sumenep-Surabaya dan sebaliknya.
Maskapai yang pertama kali beroperasi adalah Susi Air, setelah itu maskapai Air Fast dan saat ini maskapai Wings Air dengan kapasitas 72 penumpang menjajaki Bandara kebanggaan masyarakat madura itu.
Bandara Trunojoyo saat ini memiliki landasan pacu atau runway pesawat sepanjang 1.600 meter dengan lebar 30 meter. (JUNAIDI/MK)