SUMENEP, koranmadura.com – Bantuan untuk peserta program mencetak lima ribu wirausaha muda angkatan 2016 hingga akhir 2017 belum diberikan oleh pemerintah. Hal itu terungkap saat sejumlah mahasiswa menggelar aksi anjuk rasa di kantor Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin, 30 Oktober 2017.
Tak Ditemui Bupati, Mahasiswa-Polisi Terlibat Aksi Saling Dorong
Belum tersalurkannya bantuan itu disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep, Yayak Nurwahyudi, saat menemui sejumlah mahasiswa yang melakukan aksi untuk rasa.
Yayak menyampaikan, bantuan yang belum tersalurkan ialah di bidang peternakan berupa sapi. “Kendalanya, bantuan itu akan diberikan kepada perorangan apa kelompok. Itu yang masih menjadi problem. Kalau diberikan kepada perorangan, khawatir tidak bisa berkembang,” katanya.
Sementara kalau disalurkan kepada kelompok, lanjut mantan Kepala Diskominfo Sumenep ini, pemerintah masih perlu melakukan pengelompokan. “Pengelompokan ini yang masih kami susun lagi,” ujar dia.
Dengan begitu, kemungkinan bantuan tersebut masih akan disalurkan tahun depan. Tahun 2017 bantuan itu tidak bisa direalisasikan karena pengelompokannya belum selesai.
Bantuan tersebut nantinya akan diberikan kepada 13 kelompok. Tiap kelompok terdapat sekitar sepuluh orang peserta. “Jadi masih ada ratusan (peserta belum menerima bantuan)” pungkasnya.
Seperti diketahui, sejumlah mahasiswa menggelar aksi di depan kantor Bupati Sumenep. Mahasiswa menilai, program mencetak lima ribu wirausaha muda gagal. Salah satu indikasinya, sejak dimulainya program tersebut pada tahun 2016 lalu, ternyata masih banyak peserta belum mendapat bantuan fasilitas sesuai kompetensinya. (FATHOL ALIF/MK)