SUMENEP, koranmadura.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, tetap melakukan droping air bersih meskipun hujan sudah kerapkali mengguyur wilayah kabupaten paling timur Pulau Madura ini.
Kepala BPBD Sumenep, Abd. Rahman Riadi menjelaskan alasan pihaknya tetap melakukan suplai air bersih hingga sekarang. Pertama, intensitas hujan yang turun selama beberapa waktu terakhir belum normal. Masih lebih sering panas daripada turun hujan.
Apalagi, sambung mantan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep ini, hujan yang turun sejauh ini durasinya tidak telalu lama. Curahnya juga belum terlalu tinggi. Itu pun hanya di beberapa titik.
“Sehingga belum cukup signifikan untuk mengatasi persoalan kekeringan karena sumber-sumber mata air, khususnya di daerah terdampak kekeringan belum kembali normal,” ujarnya, Rabu, 25 Oktober 2017.
Rahman berharap pada November sudah betul-betul masuk musim penghujan dan sumber mata air kembali normal. “Tapi selama kekeringan terjadi, kami tetap akan melakukan dropping air bersih sesuai permintaan dan kebutuhan masyarakat,” ucapnya.
Berdasarkan pemetaan BPBD, awalnya di Sumenep hanya ada 37 desa yang dinyatakan rawan kekeringan dibagi dua kategori. Sebanyak 15 desa dikategorikan kering kritis dan 22 desa lainnya kering langka. Kemudian bertambah 7 desa baru yang juga terdampak bencana kekeringan. (FATHOL ALIF/RAH)