SUMENEP, koranmadura.com – Dampak kekeringan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus meluas. Setidaknya, ada 11 desa baru yang juga mengajukan droping air bersih untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Abd. Rahman Riyadi mengungkapkan, 11 desa baru yang mengajukan suplai air bersih itu tersebar di tujuh kecamatan.
“Sebelas desa baru yang mengajukan permohonan air bersih itu termasuk kering langka,” ujar mantan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep itu, Jumat, 6 Oktober 2017.
Desa-desa yang juga mulai terdampak kekeringan itu ialah Desa Bantelan, Bulla’an dan Larangan Barma, Kecamatan Batuputih; Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan; Desa Tambak Agung Barat, Kecamatan Ambunten.
Selain itu, Desa Kombang dan Padike, Kecamatan Talango; Desa Pakandangan Tengah dan Bumbungan, Kecamatan Bluto; Desa Pragaan Daja, Kecamatan Pragaan; dan Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding.
Sebelumnya, berdasarkan pemetaan BPBD, di kabupaten paling timur Pulau Madura ini sudah ada 37 desa yang dinyatakan kekeringan, dengan perincian 15 desa kering kritis dan 22 kering langka.
Dengan adanya tambahan 11 desa mengalami kering langka, kini jumlah desa terdampak kekeringan di Sumenep menjadi 48. “Kalau kemarau masih berlangsung lebih lama, kemungkinan meluas ada,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/MK)