SUMENEP, koranmadura.com – Siang itu, terik matahari begitu menyengat. Panasnya mengundang keringat. Tetapi Kapten Inf Hadi Kuswanto Yonif tak jua bergeming. Bersama prajurit lainnya dan dibantu warga, ia mengangkut batu aspal. Padahal keringat telah membuat baju kebesarannya basah kuyub. Segerombolan angin memang sempat menyapanya, namun tak bisa mengademkan suasana.
Kapten yang dipercaya sebagai Ketua Kelompok Pengaspalan dalam kegiatan TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) di Dusun Kebun, Desa Tarogan, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep itu hanya ingin berberbuat banyak bagi warga, hadir secara nyata saat mereka nelangsa. Sehingga aspal sepanjang 684 meter itu dibangun sebagai komitmen tentara membangun desa.
“Lelah itu adalah bagian dari hidup tentara. Panas dan berkeringat ini sudah biasa, bahkan luka dan berdarah sering kita alami, apalagi menjadi kuli, seperti angkat batu dan besi. Kami tak pernah diajarkan gengsi. Karena kami benteng NKRI,” ucapnya tanpa beban, 24 Oktober 2017.

Kami mencoba mengajaknya istirahat sejenak, namun Kapten Hadi tetap teguh melanjutkan pekerjaan sebelum jam istirahat tiba. “Sebentar lagi mas, karena waktu kami hanya sebulan. Kalau belum selesai, kami belum tenang,” tegas Hadi.
Selepas jeda istirahat, Kapten Hadi memembuka topi, kemudian mengusap keringat, menghela nafas sembari melepas dahaga. Perbincangan mengenai pengalamannya menjadi kuli pun diceritakan penuh emosional. Baginya, menjadi kuli bukan sesuatu yang baru. Bahkan tak seberat di medan perang. “Makanya, semua prajurit tak kenal lelah, karena TMMD adalah tugas mulia, membangun desa, agar rakyat merdeka,” ungkap sang Kapten.
Letda Arh Abdul Ali Mukti, prajurit Kodim 0827 yang kebetulan didaulat sebagi Ketua Kelompok rehab MWK juga tak mau kalah dengan Kapten Hadi. Ia terlihat sedang sibuk merehab MWK. Bersama warga, sang tentara yang satu ini juga tipe prajurit yang cukup rajin. Walau jam istirahat tiba, Letda Ali Mukti terus bekerja. Saat kami kesana, bersama warga ia ikut mengecat MWK Masjid Al-Ikhlas Dusun Kebun Desa Tarogan yang hampir purna. MWK yang memiliki ukuran lebar 2,5 meter dengan panjang 7,8 meter dicat putih kombinasi biru langit.
“Alhamdulillah, setelah melalui kerja keras para prajurit dan warga, MWK nyaris purna. Dan segera bisa dipakai oleh masyarakat,” ucapnya.

Ali Mukti pun mengaku bangga bisa ikut andil dalam TMMD. Selain bisa dekat dengan masyarakat, dirinya bersama para prajurit lain bisa hadir secara nyata di tengah-tengah masyarakat. Tak masalah menjadi kuli bangunan, angkut batu ataupun menggali gorong-gorong. Sebab hadiah paling mahal adalah beramal,” singkatnya.
Sementara saat sedang asik bercerita banyak dengan Letda Ali Mukti, dari pojok timur Masjid Al-Ikhlas terdengar suara bunyi pukulan palu. Dengan segera kami hampiri. Setelah kami lihat, ternyata beberapa orang prajurit sedang memaku paku pada tembok masjid. Ia adalah Serka Suyanto Kodim 0827 Sumenep, Ketua Kelompok Rehab Masjid. Sedang prajurit lainnya sedang fokus mengecat dinding masjid. Kami dekati, kami ajak bicara sambil mengusik konsentrasinya. Tetapi mereka tak bergeming, fokus memaku dan mengecat dinding masjid.

Di tempat terpisah, Letda Marinir Suwandi bersama para prajurit lainnya menjelma pasukan PDAM dengan menyelesaikan jaringan pipa saluran air bersih yang menghubungkan Dusun Gingging ke Dusun Kebun. Panas yang menguap tak melelahkan pasukan baju hijau dalam mengerjakan saluran pipa air bersih sepanjang 3476 meter. Suwandi tak mau menunda kesempatan untuk berbuat banyak untuk warga. Ungkapan “kesempatan lebih berhaga dari emas” seolah berlaku baginya. Sehingga tandon berkapasitas air 30 M³ bisa tersalurkan ke 150 kk.
“Karena kebutuhan air di Desa Tarogan adalah yang utama mas, makanya saluran air pipa harus selesai secapat mungkin agar air segera mengalir,” pungkas Marinir Suwandi kepada koranmadura.com.

TMMD tidak hanya pembangunan aspal, pipanisasi, tandon, rehab MWK dan masjid. Tetapi juga membangun paving stone yang berlokasi di Dusun Bantengan. Pembangunan paving sepanjang 336 meter itu dibangun di tiga lokasi. Lokasi 1 sepanjang 61 X 1,25 meter, lokasi 2 sepanjang 130 x 1,50 meter dan lokasi 3 dengan panjang 145 x 1,25 meter.
Ipda H.Moh Aman, Ketua Kelompok paving stone mengungkapkan bahwa paving tiga lokasi hampir mendekati gatis finis. “Itu semua berkat kerja keras. Sehingga warga bisa saat musim hujan tiba, jalan-jalan yang menghubungkan antara beberapa dusun tidak lagi becek dan membahayakan,” pungkasnya.

Komandan Kodim 0827/Sumenep, Letkol Inf Budi Santosa pun mengapresiasi kerja keras para prajuritnya. Tak kenal lelah, tanpa pamrih mereka mengabdi. Meninggalkan sanak keluarga demi tugas negara. “Inilah memang salah satu tujuan TMMD, hadir secara nyata di tengah-tengah warga,” katanya saat meninjau langsung 5 titik lokasi TMMD di Desa Tarogan Kecamatan Lenteng.
TMMD ke-100 kali ini adalah mendekatkan emosi dengan masyakarat. Selama sebulan, mereka dapat bergumul, tidur dan makan bareng hingga memberikan kontribusi kepada desa, mempercepat pembangunan, hingga dapat meningkat taraf hidup masyarakat.
Sisi lain dari itu, TMMD memang secara istimewa diprogramkan untuk desa-desa yang terisolir. Seperti krisis air, infrastruktur yang pincang, rehab MWK dan tempat ibadah sampai pada SDM yang sumir. “Sehingga program TMMD tak hanya fisik, tetapi juga non fisik seperti memberikan pemahaman empat pilar kebangsaan, penyuluhan kesehatan, pendidikan, keagamaan hingga mengadakan bakti sosial,” paparnya. (SYAMSUNI)