SUMENEP, koranmadura.com – Penderita virus Human Immunodeficeincy Virus (HIV) dan Acquired Immune Defeciency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dari tahun 2013 sampai 2017 meningkat.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumenep, pada tahun 2013 penderita penyakit HIV/AIDS sebanyak 13 orang. Untuk usia 15-24 tahun satu orang, 25-49 sembilan orang, dan usia diatas 50 tahun satu orang.
Tahun 2014 pemderita HIV bertambah menjadi 27 orang dengan rincian usia 5-14 tahun satu orang, usia 25-49 tahun 25 orang, dan usia di atas 50 tahun satu orang.
Peningkatam cukup drastis terjadi pada 2015, dari tahun sebelumnya 27 orang menjadi 40 orang. Rinciannya, usia 5-19 tahun satu orang, usia 20-24 tahun dua orang, usia 25-49 tahun 34 orang dan usia diatas 50 tahun satu orang.
Sementara tahun 2016 peningkatan pengidap penyakit menular itu tidak terlalu tinggi, yakni hanya mencapai 50 orang dari sebelumnya 40 orang. Rinciannya, usia kurang dari 4 tahun satu orang, usia 20-25 tahun 5 orang, usia 25-49 tahun 40 orang dan usia diatas 50 tahun empat orang.
Peningkatan serupa kembali terjadi pada tahun 2017, hingga September kemarin penderita penyakit HIV/AIDS memcapai 66 orang, empat diantaranya berusia dibawah empat tahun. Sementara untuk usia 5-14 tahun satu orang, usia 20-24 tahun 6 orang, usia 25-49 tahun 49 orang dan usia diatas 50 tahun bertambah menjadi 6 orang.
“Ini berdasarkan data kami dari 2013 hingga bulan September ini,” kata Kepala Bidang Pengendalian, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Sumenep, Dwi Regnani.
Biasanya, kata Regnani, virus HIV masuk ke tubuh dan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan kekebalan tubuh melemah. Sementara penularan HIV bisa melalui hubungan seksual (vagina, oral, atau anal) tanpa kondom, kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
Selain itu juga bisa menular melalui darah dan cairan tubuh (berbagi pisau cukur, sikat gigi, jarum suntik, menyentuh luka yang terbuka,). “Makanya dari jumlah itu ada empat ibu hamil yang positif tetserang HIV,” jelasnya.
Untuk itu, bagu ibu hamil Dinkes terus memberikan penyuluhan dan pengobatan agar penyakit tersebut tidak menular kepada janin. Begitupula bagi penderita lain, utamanya bagi usia anak-anak dan remaja. “Pengobatan itu kami lakukan pasca melahirkan nanti,” tegasnya. (JUNAIDI/MK)