PAMEKASAN, koranmadura.com – Pengrajin batik tulis di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, belum lepas dari masalah serius yang menderanya selama ini. Selain problem kesulitan memasarkan produknya, mereka dipaksa harus bersaing dengan batik dari luar daerah yang telah masuk ke kota Pamekasan.
Kepada koranmadura.com, pengrajin batik tulis asal Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Mansyur (50) mengatakan pemasaran produk batiknya itu terasa sulit karena keterbatasan sarana prasarana. “Ini masalah besar bagi pengrajin batik tulis,” kata Mansyur, saat ditemui di kediamannya.
Menurutnya, masalah tersebut belum mendapat penanganan apa pun dari pemerintah setempat. Mereka meresa dibiarkan bontang-banting sendiri berpromosi. “Tidak ada dorongan dari pemerintah. Selama ini kami bergerak sendiri,” ungkapnya.
Untuk itu, ia meminta pemerintah bertindak cepat menyelesaikan masalah pembatik di Kota Gerbang Salam itu. “Pemerintah harus turun tangan memecahkan, karena tanpa keterlibatan pemerintah, batik tulis khas Pamekasan sulit bersaing,” ujarnya.
Pengrajin lainnya, Abd Rahman (30) turut mengeluhkan masalah yang melilitnya itu. “Semestinya pemerintah menghentikan dan malarang batik luar masuk ke Pamekasan, karena ini merusak pasar batik tulis asli daerah,” tuturnya.
Menurutnya, para pengrajin Pamekasan telah melakukan terobosan baru untuk menarik minat masyarakat terhadap batik tulis hasil produknya. “Kami selalu berinovasi. Bahkan dalam kurun waktu satu bulan, kami melahirkan sebanyak lima motif batik tulis. Cuma kesulitan mempromosikan,” tandasnya. (RIDWAN/RAH)