SUMENEP, koranmadura.com – Ibu Hamid (50) tengah menyiapkan satu teh manis dan beberapa jajanan sederhana saat koranmadura.com baru sampai di kediamannya. Ibu yang berprofesi sebagai petani itu tak kuasa menahan haru saat koranmadura.com memulai perbincangan mengenai kesan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). Bagi Ibu dua anak ini, tentara datang tanpa pamrih. Kehadiran ke desanya tak hanya bertetangga dan berkeluarga. Tetapi juga memberikan dampak yang luar biasa.
Daerah yang terisolir lantaran krisis air sekarang lancar mengalir. Adanya tandon dan jaringan pipa saluran air bersih yang menghubungkan antar dusun membuat dirinya dan beberapa warga tak lagi khawatir jika suatu saat nanti menghadapi musim kering. “Terima kasih Pak Tentara. Kami tak bisa berkata apa-apa,” ucap Ibu Hamid, 29 Oktober 2017 saat koranmadura.com datang bertamu.
Ibu Hamid bercerita bagaimana desanya sebelum ada Satgas TMMD. Terisolir dan sumir. Untuk minum saja, dirinya dan warga lainnya harus berjalan sejauh kiloan meter hanya untuk mendapatkan air. “Kadang sampai tak mandi,” imbuhnya.
Bagi ibu yang anaknya masih menempuh pendidikan, menggantungkan hidup pada pertanian adalah pilihan rasional, sebab hidup di desa yang krisis air, ditambah cuaca yang tak bisa ditaksir membuat warga tak punya pilihan lagi selain bertani walaupun berakhir rugi. “Alhamdulillah sekarang membuat tandon. Pipa juga sudah ada. Kami bisa bebas bertani,” tambah Ibu Hamid, sumringah.

Optimisme hidup sejahtera tak hanya diutarakan oleh Ibu Hamid. Juga diungkapkan oleh Muhammad (40), salah seorang warga Dusun Kebun Desa Tarogan. Ia mengaku bangga pada tentara. Mereka bikin jalan beraspal dan berpaving. Awalnya, Muhammad takut dan bertanya-tanya kenapa puluhan tentara datang ke desanya. “Kades akhirnya memberikan pemahaman kalau mereka akan membangun desa kami. Kami ikut senang, bahkan ikut membantu,” ucapnya.
Hari berganti hari, Muhammad pun dibuat takjub dengan terobosannya. Para serdadu bedadu itu rela menjadi kuli dan angkat batu. “Tak sekadar berjanji, mereka berikan bukti,” tutupnya.
Salah seorang guru, Nur pun merasakan keberkahan kehadiran para tentara ke desanya. Pasukan benteng NKRI itu ternyata tak hanya membangun secara fisik, tetapi juga datang ke sekolah-sekolah untuk melakukan penyuluhan. Seperti pelatihan manasik haji dan sosialisasi pupuk organik.
“Sekolah kami banyak mendapatkan ilmu dari bapak-bapak TNI, mulai dari awal kedatangan hingga sekarang, termasuk pada hari ini mendapatkan bekal pelatihan Manasik Haji,” pungkasnya
Tokoh pemuda setempat, Salim sempat merasa berat berpisah dengan Satgas TMMD. Katanya, mereka sudah bagian dari keluarga. Diakuinya, TNI supel dan tak gengsi bergaul, datang pun tanpa basa-basi, langsung aksi. Juga tak mengumbar janji dan menebar citra. “Banyak yang mereka berikan, mulai dari infrastruktur, beberapa penyuluhan,” ungkap Salim.

Terima kasih TNI
Kepala Desa Tarogan, Hj. Juariyah, mengaku bahwa Satgas TMMD tak sekadar menyulap desanya sedemikian rupa. TMMD juga menjadi wadah sambung rasa antara TNI dan warga sekitar. Nyaris tak ada sekat, semakin akrab. Persepsi buruk tentang TNI pun memudar dengan sendirinya. Sehingga institusi TNI dipuji, barisan tentara pun dipuja.
“Sehingga kebersamaan yang sudah terbagun akan selalu abadi. Menjadi cerita lisan yang akan mewarisi dalam setiap generasi. Terima kasih TNI,” ucapnya.
Bagi warga Tarogan yang dilakukan bersama Satgas TMMD adalah hal yang sangat berarti. Sebelumnya, mereka tak pernah bermimpi di kampung ini akan dibangun sedemikian rupa. Jalan, paving, tandon, masjid, pipanisasi sampai beberapa penyuluhan yang digelar bersama pemerintahan desan Pemkab Sumenep.

Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi memberikan apresiasi kepada pengabdian TNI melalui TMMD. Menurut orang nomor dua di Kabupaten Sumenep itu, selain mengemban tugas berat menyelamatkan negara, tentara barisan tentara juga dilatih untuk untuk tampil multitalenta. Mereka ikut andil dalam segala aspek, seperti yang dilakukannya di Desa Tarogan. “Secara pribadi ataupun secara institusi saya memberikan apresiasi kepada TNI. Bahkan mereka menjadi kuli. Tak ada rasa gengsi,” katanya penuh apresiasi
Wabup yang mudah bergaul dengan siapa saja itu menaruh rasa bangga. Tentara patut diteladani dalam mempercepat pembangunan di desa. “Bahkan mereka rela meninggalkan sanak keluarga. Terima kasih telah bersedia menjadi mitra,” kata Wabup berterima kasih.
Kepuasan yang diungkapkan oleh warga Tarogan seolah sejalan dengan pernyataan Dandim Kodim 0827 Sumenep Letkol Inf. Budi Santosa. S, Sos. Menurutnya, warga merasa memiliki kepada TNI lantaran kegiatan TMMD Ke 100 2017 di Desa Tarogan Kecamatan Lenteng, tuntas 100 persen. Baik pengaspalan, gorong-gorong, rehab MWK dan Masjid, pembuatan jaringan pipa saluran air bersih sampai pada paving stone.
TNI Dicintai
Laksamana Pertama Rahmad Jayadi M. Tr saat penutupan TMMD Ke-100 memberikan dua jempol pada pasukannya yang tak kenal lelah mengabdi untuk rakyat. Sebab berkat jasa para pasukannya, survei Litbang Kompas menempatkan TNI sebagai institusi dengan citra paling baik.
Katanya, tingkat kepercayaan publik kepada TNI mencapai 94%, atau mengalami peningkatan sebanyak 3% dari survei sebelumnya, Januari 2015 yang sebesar 91,2%. Tingginya kepercayaan rakyat terhadap TNI telah mengindikasikan bahwa kedekatan dan kemanunggalan TNI dan rakyat semakin baik. Pintanya, harmonisasi itu harus terus dijaga.
“Ke depan, TNI harus terus berusaha ambil bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan rakyat,dan mewujudkan kemanunggalan TNI Rakyat sebagai kekuatan pertahanan. Kita harus mengabdi dan terus mengabdi, karena bersama rakyat TNI kuat,” lantang Komandan Gugus Tempur Laut Armatim itu. (SYAMSUNI)