SUMENEP, koranmadura.com – Para pengasuh Pondon Pesantren Annuqayah rupanya sangat gerah dengan ulah oknum yang menyerahkan tanda tangan dukungan untuk Khofifah kepada Presiden saat berkunjung ke pondok pesantren setempat, Minggu 8 Oktober 2017.
Seperti diberitakan detik.com, KH Muchlis Muchsin yang mengaku sebagai Ketua Aliansi Santri Pengasuh Pondok Pesantren (Aspek) menyerahkan sebuah dokumen berisi 1000 tanda tangan dukungan bagi Khafifah Indar Parawansha untuk maju dalam Pilgub Jatim 2018 kepada Presiden Jokowi.
Dokumen tersebut diberikan di komplek Ponpes Annuqayah saat presiden berjalan menuju kendaraannya usai menghadiri acara Hari Perdamaian Internasional di pesantren tersebut.
Prof. KH. Abd. A’la, salah satu pengasuh Ponpes Annuqayah menegaskan bahwa penyerahan 1000 tanda tangan tersebut bukanlah bagian dari acara digelar panitia Hari Perdamaian dan tidak atas sepengetahuan Pengasuh Annuqayah. Rektor Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA) itu menilai tindakan tersebut sebagai tindakan yang tidak etis.
“Orang itu tidak pakai ID card undangan. Bisa jadi memang tidak diundang. Kalau pun diundang, berarti orang itu tamu yang tidak tahu sopan santun,” terangnya seperti dikutip duta.co.
Putra sulug KH. Ahmad Basyir Abdullah Sajjad itu menegaskan bahwa penyerahan 1000 tanda tangan dukungan untuk Khafifah itu tak lebih dari upaya menumpang acara Hari Perdamaian Internasional untuk kepentingan sempit, yakni Pilkada.
Tidak hanya KH. Abd. A’la, K. Hazmi, adiknya juga menegaskan bahwa penyerahan dukungan kepada presiden itu sama sekali bukan rangkaian acara yang digagas Wahid Institute dan UN Women tersebut.
Inilah pernyataan lengkap yang beliau tulis di dinding facebook, Hazmi latee:
Inilah yang kami sebut tindakan SANGAT tidak etis. Acaranya milik PBB, menghadirkan presiden, eh malah ditumpangi aksi murahan “menumpang gelap” untuk dukung-mendukung cagub. Kami saja, yang orang dalam, keluarga besar Annuqayah tidak pernah berani membawa-bawa institusi untuk kepentingan politik praktis, eh malah ini berani ‘melangkahi’ kami.
Coba bayangkan anda punya acara walimah nikah, tahu-tahu ada tamu undngan minta acara diisi dengan tahlilan. (BETH/GMUJ)