SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah petani di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur,meresahkan hama bulai yang menyerang tanaman jagung yang baru ditanam. Akibatnya, pertumbuhan tanaman jagung lambat bahkan terancam gagal panen.
“Hampir sepertiga dari luas lahan tanaman jagung putih,” kata salah satu petani asal Kecamatan Ganding, Bahah, Rabu, 22 November 2017.
Menurutnya, berdasar pengalaman tahun sebelumnya apabila tanaman jagung terkena hama bulai dipastikan gagal panen. Karena tanaman jagung milik warga langsung dicabut. “Kalau tidak, kami khawatir akan menulau kepada yang lain,” jelasnya.
Ketua Peguyuban Pemerhati Kelompok Tani (P2KT) Sumenep, Zaenuri membenarkan banyak petani yang mengeluh lantaran tanaman jagung mereka diserang hama bulai. “Petani resah karena mereka takut gagal panen,” katanya.
Menurutnya, hama bulai terjadi akibat perubahan iklim dan semakin meningkatnya organisme pengganggu tanaman (OPT). Penayakit yang disebabkan hama peronosclerospora maydis menyebar melalui media udara, tanah ataupun benih.
Dikatakan, secara umum hama bulai munculnya butiran putih pada daun yang merupakan spora cendawan pathogen tersebut. Penyakit ini menyerang pada tanaman jagung varietas rentan hama penyakit dan umur muda (1-2 MST) maka kehilangan hasil akibat infeksi penyakit ini dapat mencapai 100 persen (Puso) atau gagal panen.
“Biasanya masa kritis tanaman jagung terserang bulai berlangsung sejak benih ditanam hingga usia 40 hari,” terangnya.
Menurut Zaenuri, hama tersebut bisa dientaskan mulai sejak dini dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara melakukan penanaman bibit secara serempak. Sehingga bisa memutus hama bulai. Selain itu melakukan sanitasi lingkungan tanaman jagung. Sehingga lahan disekitar benih bersih dari gulma dan rumput liar yang menjadi penyebab sumber inokulum pertanaman berikutnya.
Tidak kalah penting melakukan rotasi tanaman dengan tujuan untuk memutus ketersediaan inokulum bulai dengan menanam tanaman dari bukan sereal. Karena menanam jagung secara terus menerus pada lahan yang sama akan semakin memperbanyak jamur penyebab bulai. Juga bisa dicegah dengan cara memilih benih farietas tertentu yang tahan akan penyakit bulai.
“Kalau tenaman jagung sudah terserang, bisa dicegah dengan cara diberi obat jenis fungisida,” jelasnya. (JUNAIDI/MK)