SAMPANG, koranmadura.com – Dugaan kekerasan terhadap Sulis, dokter spesialis interensif oleh Ketua AKD Sampang, Abdullah Hidayat saat melakukan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sampang, mengarah ke ranah hukum sekalipun kedua belah pihak sudah menyatakan damai.
Insiden itu bermula saat ayah Ketua AKD Sampang Abdullah Hidayathendak berobat pada Oktober 2017lantaran sakit batu ginjal. Namun karena terjadi kesalahpahaman, terjadilah kekisruan antara seorang dokter dan ketua AKD.
Atas indisen itu menyeruak kecaman dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di sejumlah daerah dengan melakukan aksi solidaritas.Bahkan, IDI pusat datang ke Kabupaten Sampang untuk melakukan klarifikasi terkait insiden tersebut.
“Iya benar ada IDI dari Jakarta turun ke Sampang untuk klarifikasi dan hasilnya tetap mengecam insiden yang terjadi terhadap profesi dokter yang dilakukan kekerasan saat melakukan tugas pelayanan,” ucap Kepala Dinas Pendidikan (Diskes) Sampang, Firman Pria Abadi saat ditemui di halaman DPRD setempat, Rabu, 15 November 2017.
Firman menyatakan, IDI pusat meminta penegak hukum lebih aktif menyikapi insiden itu meski tanpa laporan dari pihak IDI.”Aparat hukum yang mana saya sendiri tidak tahu, apakah Polri, Polda maupun Polres, saya tidak tahu. Meski tanpa pelaporan, tapi menurut Undang-undang itu bisa. Dan IDI kabupaten sendiri ya ikut IDI pusat,” tuturnya.
Pihaknya membolehkan sikap IDI pusat yang meminta penegak hukum untuk ikut menyikapinya. “Karena itu hak profesi, ya kami persilakan. Kemarin IDI pusat ke Sampang sebanyak 5 orang,” tandasnya.
Sementara Ketua AKD Kabupaten Sampang, H Abdullah Hidayat belum bisa dikonfirmasi, sebab yang bersangkutan masih mengikuti rapat.”Maaf,Mas, saya sedang rapat,” ucapnya singkat melalui pesan WA. (MUHLIS/MK)