PAMEKASAN, koranmadura. com – Pengamat politik dari Universitas Madura, Madura, Jawa Timur, Abu Bakar Basyarahil mengatakan kompetisi Pilkada di Pamekasan hingga saat ini masih didominasi oleh figur kiai. Mereka memanfaatkan kekuatan Pesantren untuk menggalang dukungan.
Meskipun begitu, kata dia, figur kiai dan peran pesantren tidak selamanya menentukan kemenangan. Hal itu bisa dilihat dari hasil Pilkada Pamekasan 2013, seorang figur kiai dikalahkan oleh figur bukan kiai.
“Saya akui basis pesantren sangat penting, tetapi tidak selamanya menentukan. Saya lihat dukungan dari pesantren sangat kuat pada figur kiai pada waktu itu, tetapi terjadi fakta dalam proses pemilihan figur kiai kalah,” kata Abu Bakar Basyarahil, Rabu, 22 November 2017.
Menurutnya, salah satu penyebabnya kecenderungan pemilih semakin otonom dan sumber referensi politik mereka juga semakin bervariatif.
“Dulu ketika mereka menjatuhkan pilihan berdasarkan rekomendasi tokoh-tokoh tertentu, dan pada umumnya tokoh itu datang dari kelompok pondok pesantren dan blater,” terangnya.
(RIDWAN/RAH)