SUMENEP, koranmadura.com – Sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, awal musim penghujan ialah awal November ini. Namun karena curah hujan tak terlalu tinggi dan belum turun tiap hari, para petambak garam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, masih terus memproduksi.
Sugiyanto, salah seorang petambak garam di Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, mengungkapkan, sampai sekarang para petambak di daerahnya masih terus menggarap lahannya. Meski pun sudah pernah turun hujan, seperti Minggu, 5 November 2017.
“Selama masih ada panas dan hujan belum turun tiap hari, kami tetap menggarap lahan. Eman-eman kalau langsung berhenti. Barangkali masih ada rezeki,” ujarnya, Senin, 6 November 2017.
Apalagi, sambungnya, harga garam di tingkat petambak saat ini masih lumayan bagus, yakni sekitar Rp 2,5 juta per ton. Harga tersebut bertahan sejak sekitar setengah bulan lalu. Sebelumnya, harga garam di kisaran Rp 2,1 sampai 2,2 juta per ton.
“Jadi itu masih lumayan untuk tambahan pendapatan. Intinya kalau bagi kami, sebelum betul-betul masuk musim penghujan, kami tetap akan produksi,” tambahnya.
Seperti diketahui, sesuai data di Dinas Perikanan Sumenep, luas lahan garam di kabupaten paling timur Pulau Madura tahun ini 2,068 hektare tersebar di sembilan kecamatan, yakni Kalianget, Gapura, Saronggi, Pragaan, Raas, Arjasa, Sapeken, Kangayan, dan Giligenting. (FATHOL ALIF/MK)