SUMENEP, koranmadura.com – Bulan Oktober 2017, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengalami inflasi sebesar 0,03 persen, melampaui inflasi Jawa Timur (0,02 persen) dan nasional (0,01 persen).
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman, dari tujuh kelompok pengeluaran, tiga kelompok mengalami inflasi, dua kelompok deflasi, dan dua kelompok lainnya stabil.
Tiga kelompok yang mengalami inflasi ialah kesehatan, sandang, dan kelompok perumahan. Adapun dua kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan dan makanan jadi. Sedangkan dua kelompok yang stabil adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga; dan kelompok transportasi, komunikasi dan keuangan.
Ada empat komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi, yaitu beras, genteng, rokok kretek, dan sabun mandi. “Beras memberi andil besar terjadinya inflasi berarti kebutuhan soal beras banyak. Seperti genteng, berarti Oktober ini banyak orang membangun. Karena tak mungkin kalau tidak membangun membutuhkan genteng,” katanya, Selasa, 7 November 2017.
Begitu juga dengan rokok kretek. Menurut dia, meski telah banyak terkait larangan merokok, ternyata di Sumenep peminatnya masih tinggi. “Kalau sabun mandi, salah satunya, itu menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan semakin tinggi,” tambah dia.
Selebihnya, dia juga menyampai kanmengenai laju inflasi tahun kalender (Januari-Oktober 2017) Sumenep yang sebesar 2,37 persen. “Untuk laju inflasi tahun kalender Jawa Timur ialah 3,07 persen, dan nasional 2,67 persen,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/MK)