SUMENEP, koranmadura.com – Seharusnya PT Garam juga menyerap garam rakyat. Namun sejauh ini, di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, salah satu Badan Usaha Milik Negara itu belum melakukan penyerapan.
“PT. Garam harusnya memang membeli garam rakyat, tapi kalau harga garam anjlok. Jika harganya normal, PT Garam bukan tidak mau beli, namun masih diam sementara,” kata Kepala Pegaraman I Sumenep, Sunarto, Rabu, 8 Oktober 2017.
Menurutnya, pada musim ini harga garam rakyat bagus. Bahkan, dia mengaku seumur hidupnya harga garam paling bagus ialah saat ini. Harga sekarang mencapai Rp 2,7 juta per ton. Bahkan pernah di atas Rp 3 juta.
Pria yang akrab disapa Narto itu mengungkapkan, saat ini garam rakyat di daerahnya dijual kepada perusahaan swasta, seperti Garindo dan Susanti. “Jadi kami hanya jaga-jaga saja. Kalau harganya anjlok, mungkin nanti PT Garam ada penyerapan,” tambahnya.
Harga garam disebut anjlok, menurut Narto, kalau harganya melorot sampai 50 persen dari harga saat ini. “Kalau masih di atas 2 juta 7 ratus masih bagus,” pungkasnya.
Seperti diketahui, saat ini sudah masuk akhir panen garam. Karena sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), awal November sudah masuk awal musim penghujan.
Meski begitu, sejumlah petambak garam di Kabupaten Sumenep masih terus memproduksi garam memanfaatkan sisa musim kemarau. Harapannya, petambak masih bisa mendapat tambahan pendapatan dari usahanya.
Sesuai data di Dinas Perikanan Sumenep, luas lahan garam di kabupaten paling timur Pulau Madura tahun ini 2,068 hektare, tersebar di sembilan kecamatan, yakni Kalianget, Gapura, Saronggi, Pragaan, Raas, Arjasa, Sapeken, Kangayan, dan Giligenting. (FATHOL ALIF/MK)