Oleh: Abd. Rahem*
Sekiranya di hari pembalasan nanti, penulis sedang menjalani azab atau balasan atas segala dosa yang belum diampuni oleh Allah SWT, setidaknya para pembaca dapat menjadi saksi bahwa tulisan ini adalah bagian dari kecintaan dan kerinduan saya kepada Rasulullah Muhammad SAW sang pemimpin sekaligus sang pembebas tirai gelap bagi seluruh manusia.
Sekiranya di hari pembalasan nanti, Rasulullah nyaris tidak menyebut nama atau mencari saya, sedang para pembaca bersama Rasulullah, setidaknya para pembaca dapat menunjukkan tulisan ini, lalu sampaikan salam saya kepada Rasulullah.
Sungguh tulisan ini tiada arti, tidak sempurna, atau jauh panggang dari api untuk menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW, yakni sosok manusia paling sempurna lahir batin, satu-satunya ciptaan Allah SWT yang paling baik dan sempurna. Dimana semua makhluk bergantung kepada syafaat atau pertolongannya di dunia dan akhirat, dimana setiap ratapan dan doa akan tertolak tanpa namanya, dimana seluruh alam ini ternaungi dan terlindungi oleh syafaatnya.
Dialah Baginda Nabi besar Muhammad SAW. Sosok makhluk paling agung dan tinggi derajatnya di sisi Allah SWT. Tidak hanya sebagai Nabi dan Rasul dengan sejumlah mukjizat, tapi dia juga kekasih Allah, makhluk pertama yang Allah SWT ciptakan dari Nur Ilahi Rabbil Alamin.
Tiada kata sempurna untuk menyebut namanya. Tiada kalimat terindah untuk menggambarkan kepribadiannya. Semua kata dan kalimat akan habis dan tidak akan pernah cukup untuk mengungkapkan keindahan budi pekerti Rasululllah SAW. Tulisan ini hanyalah keterbatasan dan kedangkalan penulis dalam mengungkapkan kekaguman dan ketakjuban kepadanya.
Satu-satunya keajaiban terjadi di dunia ini, adalah peristiwa kelahiran Rasulullah Sayyidina Muhammad SAW, yakni tepatnya pada 12 Rabiulawal Tahun Gajah, di kota Mekah al-Mukarramah. kota tersebut sebagai pembuka rahmat di seluruh alam semesta. Ajaib karena Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa yang paling utama dalam sejarah Agama Islam.
Peristiwa yang luar biasa itu disebut Irhas. Irhas adalah suatu kejadian yang sangat luar biasa bagi manusia normal dan hanya terjadi kepada seorang nabi dan tidak banyak manusia tahu karena masih banyak lagi rahasia-rahasia yang belum terungkapkan.
Pertama, Sebelum Sayyid Abdullah menikah dengan Siti Aminah, terpancarlah cahaya yang bersinar pada raut wajahnya kerana di dalam sulbinya tercermin Sang Cahaya yang akan menerangi semesta alam kelak sehingga Abdullah banyak disukai oleh banyak wanita, termasuk Siti Aminah hingga beliau menikah, lalu Cahaya tersebut pindah kepada Siti Aminah.
Kedua, pada saat Nur Muhammad masuk ke dalam rahim Siti Aminah, Allah mengutus malaikat agar membukakan pintu surga Firdaus dan memberi kabar kepada semua penghuni yang ada di langit dan di bumi. Lalu Allah menghendaki tanah-tanah di sekitar wilayah tersebut yang kekeringan menjadi sangat subur, pepohonan yang kering menjadi tumbuh lebat dan rindang.
Kehadiran Rasulullah yang masih berusia beberapa menjadi buah bibir atau perbincangan hewan-hewan yang hidup di darat, laut dan udara mereka semua setiap saat sibuk membincangkannya.
Angin yang bertiup dari utara mengabarkan kepada angin selatan, timur dan angin barat bahwa akan muncul seorang Penghulu tujuh langit dan bumi, dan sembilan bulan yang akan datang bumi akan gempar dengan berita lahirnya seorang manusia luar biasa.
Ketiga, semasa Rasulullah berada di kandungan, sang Ibu Siti Aminah, sama sekali tidak merasa kesusahan sebagaimana yang banyak dialami oleh ibu-ibu hamil lainnya. Kehamilannya disadari setelah mendapatkan berita dari malaikat yang mendatanginya di saat beliau tidur.
Suatu malam, malaikat mendatangi Siti Aminah dan berkata bahwa beliau telah mengandung seorang Nabi Penghulu seluruh umat manusia. Selain itu, kehamilan Siti Aminah ditandai dengan haidnya terputus dan berpindahnya cahaya daripada wajah Abdullah ke wajahnya.
Keempat, tahun kelahiran Rasulullah disebut tahun gajah, hal ini dikarenakan pada saat itu ada pasukan tentara datang hendak menyerang kota Mekah, pasukan ini dipimpin seorang panglima bernama Abrahah yang menunggangi seekor gajah yang bernama Mahmudi. Abrahah sendiri adalah penguasa Yaman waktu itu.
Alkisah dalam serangannya untuk menghancurkan kakbah tersebut digagalkan oleh sekelompok burung bernama Ababil atas perintah Allah SWT. Seteleh beberapa jarak menuju kakbah, pasukan Abrahah diserang ribuan burung dari arah laut. Setiap satu burung membawa 3 butir batu kecil yang diselipkan di paruh dan dua kakinya untuk dilemparkan kepada pasukan Abrahah.
Melihat serangan mendadak dari burung itu, Abrahah dan pasukannya kocar-kacir berhamburan tak arah yang jelas. Dalam sekejap, Abrahah dan pasukannya tewas dan tak meninggalkan jejak sedikit pun.
Sejarawan Arab, Al-Mas’udi berkata. “Allah SWT mengirim burung ababil (mirip burung pipit) yang melempari pasukan Abrahah dengan batu Sijjil yaitu batu yang bercampur tanah. Burung ini keluar dari laut dan masing-masing membawa 3 batu,” tutur Al-Mas’udi yang ditulis buku sejarah kabah.
Kelima, Siti Aminah turut bermimpi yang sangat menakjubkan. Beliau menadahkan tangannya ke langit dan melihat para malaikat turun dari langit. Ia diumpamakan sebagai kapas putih yang melayang-layang di angkasa, kemudian para malaikat itu berdiri di hadapannya.
Para Malaikat berkata “Berita bahagia kepada saudari, wahai ibu dari seorang nabi, putera saudari telah menjadi penolong dan pembebas bagi manusia, namakan dia dengan nama Ahmad.”
Semasa baginda Muhammad dilahirkan, ibunya menyaksikan nur atau cahaya yang keluar dari tubuh Muhammad. Sehingga cahaya tersebut menyinari Istana Busra di Syria. Ia terlihat bagaikan pelangi sehingga dari jauh-jauh kota tersebut dapat dilihat.
Cahaya yang keluar sangat terang dari rumah Siti Aminah membuat orang-orang Arab penasaran dan datang berbondong-bondong menjenguk dan melihat ke dalam rumahnya. Bahkan ada juga di antara mereka yang mencoba membuka rumah tersebut kerana rasa penasaran. Diantara mereka tidak sedikit yang bertanya, “Apakah cahaya yang terang itu berasal dari rumah seorang yang hidup sederhana dan miskin?”
Selain itu, saat kelahiran Rasulullah tiba-tiba terciumlah bau harum mewangi yang tak terhingga bagaikan bunga kasturi yang merasuk hidung kepada semua yang ada di tempat itu, sehingga bangkitlah suasana damai di sanubari mereka.
Keenam, suatu ketika Siti Aminah melihat baginda Muhammad dalam keadaan terbaring serta kedua tangannya mengangkat ke langit seperti halnya orang yang sedang memanjatkan doa. Kemudian ibunya melihat awan yang turun dan menyelimuti dirinya kemudian beliau mendengarkan sebuah seruan “Pimpinlah dia untuk mengelilingi bumi bagian Timur dan Barat, agar mereka mengetahui bahwa dialah yang akan menghapuskan segala macam perkara syirik”.
Sebagian riwayat mengatakan bahwa baginda Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan bersujud dan meletakkan kedua tangannya ke tanah sebagai tanda bahwa tingginya martabatnya dari seluruh makhluk. Ada juga yang menyatakan bahwa baginda Muhammad SAW lahir dalam keadaan mata yang bercelak dan sudah terkhitankan.
Ummu Aiman pun memanggil datuknya yang bernama Abdul Mutallib yang sedang melaksanakan tawaf di Kakbah. Belum sampai tujuh putarannya, Abdul Mutallib pun kembali kemudian melihat anak tersebut yang diletakkan di bawah belanga.
Ini kerana mengikuti adatnya penduduk Arab, tidak ada seorangpun yang boleh melihat anak yang baru dilahirkan kecuali setelah dilihat oleh bapaknya terlebih dahulu, sebagai orang pertama melihat kelibat tubuhnya. Oleh kerananya bayi tersebut ditutupi dahulu dari pandangan khalayak ramai.
Kerana bapak baginda Muhammad sudah wafat sebelum Ia lahir, maka kakeknya yang melihatnya terlebih dahulu. Belum sempat Abdul Mutallib mengangkat belanga tersebut, Cahaya yang kuat terpancara dari Baginda Muhammad yang masih kecil, meletuplah belanga tadi dikeranakan tidak mampu menanggung cahaya yang sangat hebat tersebut.
Maka alangkah terpesonanya Abdul Mutholib melihat cucunya yang begitu luar biasa sehingga terkagum, “Ini malaikat ataukah manusia“. Maka sayanglah datuknya kepada cucunya, kemudian dibawa ke Baitullah untuk menyempurnakan tawafnya yang terpotong tadi.
Ketujuh, ini adalah bentuk keberkahan dari lahirnya Rasulullah SAW. Yakni Abu Lahab, Paman Nabi membebaskan hamba perempuannya Thuwaibah untuk dijadikan ibu untuk menyusui Nabi Muhammad. Sebab itulah setiap hari Senin didalam neraka Abu Lahab diringankan sedikit azabnya karena kegembiraannya menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sejak mengasuh Insan yang Mulia tersebut, ternak kambingnya yang berbadan kurus semuanya berubah menjadi gemuk dan susunyapun bertambah serta merta. Allah SWT telah memberkati semua yang ada padanya. Udara padang pasir dan kehidupan pedalaman yang sebelumnya kasar dan tandus kini menjadi dingin dan sejuk.
Muhammad SAW, tidak hanya menjadi juru penyalamat umat manusia, dialah penunjuk arah saat manusia dalam kesesatan. Menyebut namanya sama saja dengan berbuat sepuluh kebaikan, bershalawat kepadanya sama saja menyirami hati ini yang tandus, sesak dan penuh angkara.
Akhir dari tulisan ini, semoga kita semua dapat meneladani prilaku, perkataan serta sifat-sifanya, serta senantiasa mendapat syafaat darinya, dari dunia hingga akhirat kelak.
Wa akhiran, Ya Nabi Salam ‘Alaika
Ya Rasul Salam ‘Alaika
Ya Habib Salam ‘Alaika
Shalawatullah ‘Alaika
* Abd. Rahem, Alumni Pondok Pesantren Tarate, Pandian, Sumenep. Kontributor MNC Grup (RCTI, MNCTV, GTV dan iNewsTV). Ketua Komunitas Jurnalis Sumenep.