SAMPANG, koranmadura.com – Sejumlah ulama dari Desa Bira Timur, Bire Tengah, dan Bire Barat, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, meluruk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Senin, 6 November 2017, sekitar pukul 13.00 wib.
Mereka meminta sejumlah destinasi wisata di Pantai Lon Malang ditutup karena meresahkan warga. Salah satu indikasinya, menggunakan nama-nama, seperti Pantai Cuma Kamu dan Danau Asmara, serta nama kamar Janda Mendesah.
“Kami menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat terkait destinasi baru yang ada di Dusun Lon Malang. Kami bukan anti pariwisata dan pengembangan perekonomian masyarakat. Berdasarkan informasi yang kami dapat dari masyarakat, ternyata keberadaan destinasi baru itu sepertinya lebih banyak memberikan kemudaratan daripada manfaatnya. Makanya, kami minta tempat itu ditutup,” kata Baihaki Bustomi, dari Ponpes Babus Salam, Tamberu Dajah, Kecamatan Sokobanah, Senin, 6 November 2017.
Berdasarkan laporan warga dan investigasi yang dilakukan santri, setelah magrib masih ada kegiatan di lokasi destinasi tersebut, tanpa diketahui secara pasti waktu tutupnya. “Herannya lagi, penarikan retribusi parkir sampai melambung. Kalau malam sepeda motor itu dikenakan Rp 50 ribu,” ucapnya.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Sampang, Amin Arif Tirtana mengatakan pihaknya akan berupaya memfasilitasi diskusi dengan pihak pengelola. “Fokus yang disampaikan ulama itu di Lon Malang, tapi ini menyangkut semua destinasi pariwisata pantai lainnya seperi pantai Jodoh. Mereka meminta aktivitas di pantai itu ditutup. Tapi kami mencoba memfasilitasi agar berdiskusi dengan pengelola,” katanya. (MUHLIS/RAH)