SUMENEP, koranmadura.com – Minat masyarakat Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk bertransmigrasi terus meningkat, tetapi kebanyakan dari mereka sering gagal berangkat karena lokasi pekerjaan yang ditetapkan oleh pemerintah tidak sesuai dengan daerah tujuan yang diharapkan.
“Calon transmigran itu tidak bisa memilih sendiri daerah tujuan sehingga sering gagal diberangkatkan,” kata Chairul Saleh, Kasi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sumenep, Selasa, 11 Desember 2017.
Selain itu, kata Saleh, disebabkan juga oleh menurunnya kuota setiap tahun. Sejak 2016 kuota calon transmigran di Kabupaten Sumenep hanya bisa memberangkatkan lima kepala keluarga (KK). “Padahal tahun sebelumnya kami memberangkatkan hingga 15 KK dalam satu tahun,” ungkapnya.
Sementara minat warga Sumenep untuk menjadi tranmigran setiap tahun tetus bertambah. “Sejak 2011 sudah 200 KK yang masuk daftar tunggu,” terangnya.
Dia menyatakan daerah tujuan transmigran yang ditetapkan pemerintah adalah Sulawesi, Maluku, dan Gorontalo. Sebelum diberangkatkan, calon transmigran diberi pembekalan terlebih dahulu sesuai daerah yang menjadi tujuannya.
Di samping mendapat pelatihan, juga mendapatkan fasilitas, di antaranya selama satu tahun pertama mereka mendapatkan bantuan jaminan hidup.
“Selama ini, transmigran yang kami berangkatkan sukses menggarap lahan seluas 2 hektare yang diberikan pemerintah untuk digarapnya,” tukasnya. (JUNAIDI/RAH)